Leny Hasanah, Subhan- Tanggap Bencana
Jawa Timur, berbagi.hsi.id– Tim Tanggap Bencana HSI Berbagi mendapatkan ilmu terbaik dan pengalaman, setelah mengikuti kegiatan pipanisasi sepanjang 8,3 kilometer di Dusun Jatiwekas, Desa Kedawung, Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada 22 Juni hingga 1 Juli 2024 lalu.
Giat pipanisasi ini dipicu problematik air bersih yang tak berkesudahan di Dusun Jatiwekas. Sumber air yang ada saat ini, tidak mencukupi kebutuhan sekitar 1.000 warga dusun. Sementara, populasi penduduk makin hari makin meningkat. Namun, tidak diimbangi dengan tersedianya debit air yang memadai. Keadaan ini kian bertambah parah apabila sudah memasuki musim kemarau.
Melihat kondisi yang cukup sulit bagi warga di sana, bersama Satda Indonesia dan 50 lembaga dakwah lainnya. HSI Berbagi turut bergabung dalam tim gabungan pipanisasi yang ternyata sudah dimulai sejak awal Juni 2024. Dalam giat kali ini, HSI Berbagi membagi relawan tanggap bencana ke dalam dua tim.
Tim pertama yang dimotori oleh Qodri Abu Hamzah dan Sopian Awaludin berangkat pada tanggal 22 Juni 2024, sedangkan tim kedua digawangi Dovit Agususilo dan Adhi Setyawan dijadwalkan ke Dusun Jatiwekas pada tanggal 28 Juni 2024.
“Alhamdulillah, kami memperoleh beberapa ilmu yang bermanfaat saat mengikuti giat pipanisasi ini,” ujar Ketua Program Tanggap Bencana HSI Berbagi, Dovit Agususilo di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (5/7/2024).
Sebagai relawan inti tanggap bencana, Dovit yang banyak terlibat di medan bencana tanah air menjelaskan, giat pipanisasi dapat dilaksanakan berdasarkan sebuah pengajuan atau kita sendiri yang mencari lokasi pipanisasi.
Ia melanjutkan, hasil permohonan tersebut menjadi dasar bagi tim untuk melakukan beberapa asesmen, di antaranya mengecek debit air, jarak mata air ke rumah warga, mengukur ketinggian dari satu titik tertentu (elevasi), informasi tentang apakah air bisa diperoleh dari mata air, sungai, atau sumur.
Asesmen berikutnya adalah menghitung anggaran dengan matang (kebutuhan pipa, akomodasi, konsumsi, dan lainnya), serta pemberitahuan kepada pihak-pihak terkait serta izin lokasi tanah yang akan dilalui. Dilakukan bersama tokoh masyarakat setempat.
Giat pipanisasi ini tidak bisa dilakukan ala kadarnya. Selain mempertimbangkan aspek fakta lapangan dan biaya yang dibutuhkan, giat juga harus dikomandoi tenaga ahli atau orang yang telah berpengalaman dalam pelaksanaan pipanisasi.
“Kita juga bisa mengajak lembaga lain untuk terlibat dalam giat pipanisasi. Giat ini harus benar-benar di lokasi yang membutuhkan air bersih, dengan melihat kondisi perekonomian warga yang dominan menengah ke bawah,” jelas Dovit bersemangat.
Bahagia Luar Biasa
Tim Inti Tanggap Bencana HSI Berbagi, menjalankan misi pipanisasi di Kediri. Senyum bahagia terpancar setelah mendapatkan hasil maksimal dalam giat, air mengalir dan mendapatkan bekal ilmu.
Mendulang amal jariyah melalui giat pipanisasi di Dusun Jatiwekas, akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan. Atas pertolongan Allah, setelah berjibaku dan malang-melintang mengerjakan kegiatan ini selama satu bulan lebih, warga dusun dapat menikmati ketersediaan air tanpa bersusah-payah berjalan kaki sejauh tiga kilometer seperti yang selama ini mereka lakukan.
“Alhamdulillah (pipanya) sudah tersambung semua dan sudah mengalir ke rumah-rumah warga. Kami berharap warga tetap bisa mendapatkan sumber air untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, meski musim kemarau,” ungkap Dovit senang.
Anggota Tim Inti Relawan Tanggap Bencana HSI Berbagi, Adhi Setyawan juga turut membagikan ceritanya dalam giat kali ini. Menurutnya, adalah sebuah kebahagian bisa berbuat dan membantu kepada sesama. Disamping itu, tentunya mendapat bekal ilmu yang tidak dapat diperoleh begitu saja. Tanpa, melalui proses belajar dan langsung praktik lapangan.
“Alhamdulillah, jadi tahu ilmu tentang air dan pipanisasi. Seperti cara meletakkan pipa dengan ketinggian yang berbeda, supaya air tetap mengalir ke bawah tanpa tenaga mesin. Cara mengatasi trouble pipa saat masuk angin, cara membuat bentangan tali sling yang melewati lembah dan masih banyak lagi,” ujar Adhi yang juga santri HSI AbdullahRoy dengan nomor anggota ARN221-43093 ini mantap.
Ketika ditanya, hal apa yang paling berkesan dalam mengemban misi kemanusiaan ini, lugas ia menjawab, kebersamaan diatas dakwah sunnah. “Meski relawan yang terlibat berbeda daerah dan latar belakang. Tapi, dapat bersatu diatas agama dan manhaj yang sama untuk misi yang mulia, yaitu mengalirkan air,” ucapnya meyakinkan.
Dalam giat yang penuh maslahat di Kediri ini, relawan HSI Berbagi langsung balik kanan setelah kegiatan pipanisasi 8,3 kilometer ditutup secara resmi pada tanggal 1 Juli 2024.
“Tanggal 1 Juli sore kami langsung pulang. Sudah pada kangen keluarga, kata teman-teman. He..he…,” tutup Dovit sembari tertawa semringah.
Jazaakumullahu khairan relawan Tim Tanggap Bencana HSI Berbagi. Semoga lelah membantu warga yang selama ini mengalami kesulitan air menjadi pemberat timbangan di Yaumul Akhir. Untuk para muhsinin, semoga jangan letih, tetaplah menjadi garda terdepan dalam perjalanan kebaikan dan kebahagiaan bersama HSI Berbagi.(sbn)