Leny Hasanah- Tanggap Bencana
Senyum warga Kampung Buka Tanah mengembang saat air mengalir deras/ Foto-foto; Dok HSIB
Bandung, berbagi.hsi.id– Gempa bumi berkekuatan 5,0 magnitudo yang mengguncang Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada 18 September 2024 lalu, masih menyisakan kesulitan bagi warga, terutama masalah air bersih yang sangat dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari.
Sebelum gempa terjadi, warga memang sudah mengalami kesulitan mengakses air bersih. Setidaknya, harus berjalan sekitar enam kilometer menuju sungai (Ci Saladah) untuk mengambil air menggunakan timba atau jerigen.
“Memang cukup sulit. Alternatif lainnya, banyak warga memanfaatkan kubangan kecil yang tersedia saat musim hujan, tetapi seringkali mengering saat kemarau tiba,” ujar Ketua Program Tanggap Bencana, Dovit Agususilo kepada berbagi.hsi.id, di Banyuwangi, berapa hari lalu.
Untuk mengatasi krisis air berkepanjangan ini, sejumlah lembaga kemanusiaan bersinergi dan berkolaborasi melaksanakan proyek pengeboran sumur. Proyek pengeboran sumur ini dipimpin oleh lembaga Tarbiyah Sunnah Peduli, bekerja sama dengan beberapa lembaga lain seperti HSI BERBAGI, Al Ummahat, Anas Bin Malik Lampung, Imam Syuhada (Isyu), dan Laz Robbani.
Dari total anggaran sebesar Rp62 juta, Dovit menambahkan, HSI BERBAGI turut berkontribusi dengan menyumbangkan dana sebesar Rp5 juta. Bantuan ini digunakan untuk operasional pengeboran sumur, yang ditargetkan menjadi solusi jangka panjang bagi masyarakat terdampak.
Adapun proses pengerjaan sumur bor meliputi pemasangan tandon air, dilanjutkan dengan instalasi pipa utama menuju masjid dan jalan-jalan desa. Selanjutnya, untuk pemasangan pipa ke rumah warga menjadi tanggung jawab masing-masing warga, yang dilakukan melalui koordinasi RW setempat.
Menurut Dovit, Sopian satu diantara Tim Relawan Inti dari HSI BERBAGI bertugas sebagai penanggung jawab lapangan. “Saat ini, Sopian rutin memantau perkembangan proyek setiap Kamis, Jumat, dan Sabtu, sekaligus melihat perkembangan TPQ di wilayah tersebut,” jelas Dovit.
Tentunya, kami berharap semua berjalan lancar dan dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, terutama menjelang musim kemarau datang,” jelas Dovit meyakinkan, sembari memanjatkan doa semoga Allah Azza wa Jalla selalu memberikan kemudahan.
Air Mengalir, Warga Senang
Alhamdulillah, setelah 10 hari pengerjaan pengeboran, akhirnya air berhasil mengalir…
Di tempat terpisah, saat dihubungi lewat pesan WhatsApp, Sopian Awaludin mengatakan, bahwa program wakaf pengeboran sumur bor yang berlokasi di Kampung Buka Tanah, RT 001 RW 010, Desa Cikembang, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung sudah selesai dilaksanakan. Pengeboran sumur dengan kedalaman 89 meter tersebut, berjalan lancar dengan waktu pengerjaan selama 10 hari.
“Alhamdulillah, saat ini air sudah mengalir dan dapat dinikmati warga di lokasi. Ada 70 KK serta 3 masjid yang dapat dialirkan air bersih dari program maslahat ini,” ujar Sopian kepada redaksi berbagi.hsi.id, Senin, 9 Desember 2024.
Sopian menjelaskan, dirinya juga berharap dengan selesainya proyek sumur bor ini dapat membantu warga yang memang sangat membutuhkan air bersih. Terutama di Kampung Buka Tanah, yang sebelumnya menjadi lokasi terdampak gempa cukup parah.
“Semoga membawa keberkahan. Program wakaf sumur bor ini sangat dibutuhkan dan membantu warga,” ujarnya menegaskan.
Tentunya, upaya bersama ini menjadi solusi besar bagi masyarakat Kertasari. Ketika air bersih dapat mengalir di rumah-rumah mereka, tak terbayangkan betapa senangnya hati warga di sana. Semoga, ikhtiar yang dilakukan secara sinergi ini menepis kesulitan yang telah lama dihadapi.(sbn)