Penyintas Lewotobi: Antara Zona Aman dan Kebutuhan Mendesak

By: hardi

Leny Hasanah- Tanggap Bencana

Gunung Lewotobi saat ini berstatus Level V (Awas) dengan aktivitas yang terus meningkat. Foto: Dzulqo’dah, Dok HSI BERBAGI

Nusa Tenggara Timur, berbagi.hsi.id– Status tanggap darurat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur masih belum dicabut. Akibatnya, para penyintas terus bertahan di tenda-tenda pengungsian demi menjaga keselamatan jiwa mereka.

Berdasarkan data BNPB per 13 November 2024, jumlah pengungsi mencapai 12.205 orang yang tersebar di sembilan titik pengungsian, delapan di antaranya berada di Flores Timur dan satu di Kabupaten Sikka.

Salah satu titik pengungsian berada di jalan Nasional Maumere-Larantuka, Desa Konga, Kecamatan Wulanggitang, yang menampung 19 keluarga atau 58 jiwa pengungsi muslim dari Boru. Lokasi ini berjarak sekitar 11 kilometer dari Gunung Lewotobi, termasuk zona aman dari erupsi.

“Qadarullah, para penyintas menghadapi berbagai keterbatasan, seperti kebutuhan fasilitas mandi cuci kakus (MCK), hunian sementara (huntara), dan toren air berkapasitas 2.000 liter,” ujar Dzulqo’dah, relawan YSMF yang membantu di lokasi pengungsian kepada berbagi.hsi.id, Jumat (15/11/2024).

Menurut Dzulqo’dah, para pengungsi ditempa kuat bertahan meski kondisi yang mereka hadapi cukup sulit. Status tanggap darurat yang berlaku sejak 4 November hingga 31 Desember 2024 membuat warga belum bisa kembali ke kampung halaman mereka. Selain itu, lokasi pengungsian yang berada di lahan pinjaman, bahkan di area persawahan, menambah kesulitan bagi para penyintas.

Sejumlah lembaga sosial telah menyalurkan amanah dari para muhsinin di antaranya berupa sembako, alat-alat tidur, dan perlengkapan mandi. Lembaga-lembaga seperti Dompet Dhuafa, Markaz Bersama As-Sunnah (MBA), Al Irsyad, YDS, MTSL, dan Yayasan Sabilul Mukmin Flores (YSMF) aktif mendukung upaya tanggap darurat. Di sisi lain, pemerintah daerah juga berfokus pada penanganan di posko utama.

HSI BERBAGI Bantu Donasi

Sementara itu, Ketua Program Tanggap Bencana HSI BERBAGI, Dovit Agususilo menyampaikan bahwa, HSI BERBAGI mendukung upaya ini dengan menyalurkan donasi sebesar Rp 3 juta melalui MBA. “Kami juga tetap memonitor perkembangan lewat grup MBA,” ujar Dovit di Banyuwangi, Jawa Timur.

Gunung Lewotobi saat ini berstatus Level V (Awas) dengan aktivitas yang terus meningkat. Sejak erupsi pada 3 November 2024, pukul 23.57 WITA, gunung ini telah menyebabkan sembilan korban jiwa dan 33 luka-luka.

Per 13 November 2024, jumlah pengungsi sebanyak 12.205 orang, tersebar di Sembilan titik, yakni di Kecamatan Titehena (6.688 orang), Wulanggitang (2.856 orang), Ilebuira (126 orang), Demon Pagong (331 orang), Larantuka (853 orang), Ile Mandiri dan Lewolema (204 orang), Pulau Adonara (51 orang), Pulau Solor (22 orang), serta Sikka dan Maumere (1.074 orang)

Pemerintah terus mengimbau masyarakat untuk menghindari aktivitas dalam radius tujuh kilometer dari pusat erupsi, serta sektor 9 kilometer di arah barat daya hingga barat laut. Selain itu, warga juga diminta mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai berhulu di puncak gunung.(sbn)