Leny Hasanah- Daksos
Jawa Tengah, berbagi.hsi.id– Ketika hidayah datang menyapa, maka takkan ada seorang manusia pun yang sanggup menyangkalnya. Ya, itulah yang dirasakan warga Dukuh Muntuk, Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Perlahan-lahan dan atas izin Allah Ta’ala, kajian yang bernafaskan Al-Qur’an dan sunnahnya Rasulullah, mulai memasuki lingkungan mereka.
Setidaknya, lebih dari 200 orang warga berkumpul dan terlihat bersemangat mengikuti kajian “Fiqih Ibadah Qurban” bersama Ustadz Mulyono Ibnu Shogol pada Ahad siang (9/6) di kediaman Ketua RT Dukuh Muntuk, Supriyadi.
“Kajian ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan dakwah sosial berupa penyaluran 150 ribu liter air bersih yang pernah diselenggarakan HSI Berbagi beberapa waktu lalu,” jelas Ketua Divisi HSI Berbagi, Mujiman Abu Ibrahim di Solo, Sabtu (8/6).
Mujiman melanjutkan, saat itu HSI Berbagi tidak hanya mendistribusikan air bersih saja, tetapi juga menyelipkan misi dakwah melalui kajian agama dengan pemateri seorang ustadz yang sangat paham kondisi warga di sana.
Ustadz pun menyampaikan kajian dengan bahasa sehari-sehari yang mudah dimengerti warga Dukuh Muntuk. Namun, tetap memasukkan nilai aqidah, manhaj dan lainnya sebagai pondasi dan bimbingan agama yang benar.
“Alhamdulillah, warga kemudian meminta ada kajian lagi. Insyaallah kajian ini akan rutin diadakan di Dukuh Muntuk,” terang Mujiman senang.
Sebagai dukungan kajian perdana ini, HSI Berbagi menyiapkan beberapa perlengkapan dan konsumsi bagi para peserta kajian, dengan menu utamanya berupa hidangan daging kambing. Hal ini, berhubungan dengan topik utama kajian adalah fiqih ibadah qurban.
“Mudah-mudahan ini langkah awal yang baik mengenalkan sunnah, sekaligus menjalin kerukunan dan kebersamaan antara warga Dukuh Muntuk dengan keluarga besar HSI Berbagi,” ujar Mujiman meyakinkan.
Salah seorang warga yang juga santri HSI AbdullahRoy, Sri Wahyuni mengatakan sangat bersyukur diberikan amanah oleh HSI Berbagi untuk mengadakan kajian perdana ini. “Rasanya senang bisa mengajak kaum muslimin di sini untuk ngaji dan makan bareng,” tutur Sri bahagia.
Dia berpendapat, kajian ini secara tidak langsung membuka persepsi warga tentang kajian sunnah, dan bahwa sunnah ini tidak seperti yang disangka selama ini. Dia kemudian menceritakan, saat kajian bersama Ustadz Mulyono tentang fiqih qurban, ada beberapa warga yang bertanya apakah kulit hewan qurban dapat dijual, tetapi ternyata kulitnya tidak boleh dijual kecuali harus diberikan kepada fakir miskin dulu, lalu dipindahtangankan baru boleh dijual.
“Selama ini warga mengira (kulit hewan qurban) boleh dijual. Alhamdulillah sekarang warga jadi paham tentang batasannya setelah mengikuti kajian ustadz. Banyak juga kok pertanyaan lain yang langsung ditanyakan kepada ustadz Mulyono,” lanjut Sri menerangkan.
Seorang warga Dukuh Muntuk lainnya, Supomo juga antusias mengikuti kajian. Menurut dia, semua pembicaraan yang disampaikan ustadz bisa diterima warga. “Alhamdulillah, kajian ustadznya bagus dan warga bisa mengambil hikmah dan ilmunya,” tuturnya.
Bukankah, ada rasa bahagia ketika mengetahui saudara-saudara kita mulai mengenal dan mempelajari sunnah? Ayo tambah pahala dan teruslah bersemangat menjadi garda terdepan bersama HSI Berbagi untuk mengemban misi dakwah sosial bagi saudara muslim di muka bumi Allah.(sbn)