Mommy Brain, Menjadi Pelupa Usai Melahirkan

By: hardi

dr. Avie Andriyani-KD

Ilustrasi

Kemarin lupa dimana meletakkan kunci motor, tadi pagi salah panggil karena lupa nama tetangga sebelah, sampai sekarang handphone juga belum ketemu dimana. Kenapa setelah melahirkan bunda jadi pelupa ya?

Bahagia, cemas, overthinking, bingung, dan masih banyak lagi perasaan-perasaan yang campur aduk dirasakan oleh ibu baru. Menjadi seorang ibu adalah suatu pengalaman yang luar biasa bagi seorang wanita. Berbagai teori dipelajari demi bersiap menjadi orang tua yang baik. Di antara berbagai hal yang dialami seorang ibu, ada satu hal yang mungkin tidak disadari telah dialami wanita setelah melahirkan, yaitu jadi pelupa!

Mitos atau Fakta?            

Sebagian orang menganggap fenomena pelupa setelah melahirkan hanyalah mitos belaka. Faktanya, kondisi pelupa mendadak yang dialami ibu setelah melahirkan bisa dijelaskan secara ilmiah, bahkan ada penelitiannya. Perubahan hormon wanita selama hamil, melahirkan, hingga menyusui mendorong sejumlah perubahan genetik sehingga mampu merubah struktur otak.

Hasil penelitian dari Universitas British Columbia menunjukkan adanya perubahan struktur otak wanita ketika hamil, yaitu terjadi pengurangan volume pada area abu-abu. Area ini bertanggungjawab pada fungsi kognisi sosial, yaitu kemampuan berempati terhadap orang lain.

Perubahan struktur otak terjadi secara alami, yaitu dengan mengorbankan ingatan-ingatan tertentu demi meningkatkan ingatan yang lainnya. Selain itu, ibu setelah melahirkan akan memiliki masalah ingatan verbal, sehingga sering lupa nama atau kata-kata tertentu.

Mommy Brain dan Efek yang Timbul

Tidak ada efek buruk yang perlu dikhawatirkan dari kondisi mommy brain. Beberapa ibu bahkan tidak menyadari bahwa dia sudah mengalami mommy brain. Hal ini biasanya karena pelupanya tidak terlalu parah. Mommy brain hanya berdampak kecil pada beberapa pekerjaan domestik dalam rumah tangga, namun bisa lebih signifikan jika dialami oleh ibu yang bekerja di luar rumah.

Tugas-tugas kantor bisa saja terkena dampak karena ibu jadi lebih pelupa. Kondisi mommy brain tidak membutuhkan terapi dokter, tapi bisa saja dikonsultasikan jika terasa semakin parah, sehingga mengganggu peran seorang ibu baik di delam maupun di luar rumah.

Berapa Lama Seorang Ibu Mengalami Mommy Brain?

Kondisi mommy brain hanya berlangsung sementara. Setiap ibu punya pengalaman yang berbeda mengenai lamanya mengalami mommy brain. Rata-rata hanya sekitar dua bulan, meskipun ada juga yang sampai dua tahun. Kabar baiknya, ingatan ibu akan semakin kuat dari hari ke hari dan ini menunjukkan mommy brain tidak menetap selamanya. Seorang wanita tidak perlu khawatir berlebihan sehingga menyurutkan semangat untuk mengandung dan mengasuh anak.

Apakah Mommy Brain Bermanfaat?

Meskipun pelupa, merupakan sifat yang seringkali merepotkan. Ternyata ada juga manfaat dari mommy brain bagi seorang ibu. Pengurangan volume area abu-abu pada otak akan memperbesar kapasitas area lain, sehingga seorang ibu bisa beradaptasi dengan peran barunya yaitu mengasuh anak.

Ibu akan tetap fokus meskipun mengalami stres selama mengasuh bayi, waspada terhadap berbagai hal yang bisa membahayakan bayi, bahkan bisa memahami arti tangisan bayi dan mampu mengatasinya dengan tenang. Maka tidak heran jika ikatan kedekatan antara ibu dan anak lebih erat dibanding ayah.

Bagaimana Mengatasi Mommy Brain?

Meski mommy brain bukanlah masalah besar, tapi ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi kondisi ini, yaitu :

  • Berusaha menerima kondisi mommy brain dan memandangnya dari sudut pandang yang positif. Penerimaan terhadap setiap perubahan yang terjadi akan memudahkan seorang ibu beradaptasi dengan peran barunya.
  • Membuat daftar hal-hal yang harus dikerjakan dan menempelkannya di tempat yang mudah terlihat. Ibu juga bisa membuat catatan di ponsel dan menyalakan alarm pengingat. Penyusunan daftar ini tentu saja harus menggunakan skala prioritas sehingga ibu bisa mendahulukan mana yang lebih penting untuk dikerjakan.  Pelaksanaannya juga harus fleksibel supaya ibu lebih rileks dan tidak stres.
  • Bekerjasama dengan pasangan atau anggota keluarga lainnya supaya ibu bisa beristirahat dan mendapatkan tidur yang cukup. Kunci supaya ibu terjaga kondisi fisik maupun mentalnya adalah dengan bergantian menjaga bayi dan tidak membebankan tugas mengasuh bayi hanya kepada ibu.
  • Cukup minum air putih, yaitu minimal 8 gelas (2000 ml) dalam sehari. Kurang cairan bisa mengurangi kemampuan ibu untuk berkonsentrasi dalam menjalankan perannya.
  • Makan teratur dengan menu makanan sehat. Kualitas makanan akan berpengaruh pada kondisi fisik ibu. Menu makanan sehat harus lengkap dan bergizi seimbang, meliputi makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah. Waktu makan harus teratur, jadi ayah bisa mendukung ibu dengan cara menyuapinya ketika ibu masih sibuk menyusui. Beberapa makanan bisa menutrisi otak sehingga sangat baik untuk dikonsumsi ibu setelah melahirkan, seperti ikan, telur, kacang-kacangan, bayam, brokoli, alpukat, dan lain-lain.
  • Olah raga terbukti bisa meningkatkan mood dan membuat pikiran jadi lebih fresh. Olah raga juga bisa meningkatkan aliran darah dan oksigen ke otak sehingga bermanfaat untuk sel-sel otak.
  • Melakukan senam otak (brain gym), yaitu dengan melakukan gerakan-gerakan tubuh tertentu yang terbukti menyehatkan otak atau dengan mengerjakan berbagai hal yang mengasah otak.
  • Melakukan hobi dan berbagai kegiatan positif sebagai bentuk meluangkan waktu untuk diri sendiri (me time). Ibu bisa merajut, berkebun, memasak, mendengarkan kajian, dan berbagai hal positif lainnya. Suasana hati yang baik akan berpengaruh pada pelepasan hormon-hormon otak sehingga ibu bisa lebih bahagia, fokus, dan produktif.

Allah Menciptakan Segala Sesuatu dengan Hikmah

Otak merupakan salah satu bagian tubuh manusia yang luar biasa. Sebagai organ utama dalam susunan saraf pusat, otak didesain dengan sedemikian rupa sehingga bisa beradaptasi dalam berbagai fase kehidupan manusia. Seorang wanita mengalami perubahan peran dari anak menjadi remaja setelah melewati masa pubertas, lalu dari gadis menjadi seorang ibu setelah melewati proses melahirkan.

Kondisi otak manusia bisa menyesuaikan, sehingga bagian tertentu akan mengecil untuk memberi kesempatan bagian otak lainnya berkembang dalam rangka mendukung peran barunya. Seorang wanita bisa memiliki insting tajam terkait pengasuhan dan jiwa keibuan yang kuat tentunya atas hikmah dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Semoga kita bisa semakin bersyukur dengan melihat ciptaan Allah yang luar biasa, serta  semakin hormat pada ibu yang telah melahirkan kita ke dunia.(sbn)

Referensi :

https://www.nytimes.com/2021/07/14/parenting/mom-brain-forgetfulness-science.html

https://www.medicalnewstoday.com/articles/brain-exercises

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S030645301931248X

Elseline Hoekzema, et all. Psichoneuroendocrinology Volume 112, Februari 2020. “Becoming a mother entails anatomical changes in the ventral striatum of the human brain that facilitate its responsiveness to offspring cues”