Minim Bantuan, Penyintas Luwu Butuh Pasokan Makanan

By: hardi

Leny Hasanah- Tanggap Bencana

Luwu, berbagi.hsi.id– Penyintas banjir dan tanah longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan memasuki masa pemulihan pasca bencana yang terjadi pada Jumat dini hari, 3 Mei 2024. Demi bertahan hidup di tengah akses yang terbatas, warga membutuhkan pasokan bahan makanan dan air bersih yang siap digunakan.

Tim Tanggap Bencana HSI Berbagi yang berkolaborasi dengan Yayasan Anshorussunnah Mamuju yang menerjunkan 3 orang relawannya telah tiba di lokasi. Tepatnya, di Dusun Mattiro Wali, Desa Malela, Kecamatan Suli, Luwu. Pada hari pertama, tim langsung bergerak melakukan koordinasi dan asesmen awal, mengetahui kondisi masyarakat terkini di wilayah bencana.

‘Alhamdulillah, kami telah menyalurkan bantuan berupa 10 dus mi instan, 10 karung beras isi 5 kilogram, 20 dus air mineral, dan uang tunai sebesar Rp200 ribu untuk warga yang rumahnya hanyut terseret banjir,” ujar Ustadz Arman Supandi yang turun langsung berjibaku dengan relawan lokal untuk dapat memberikan bantuan semampunya.

Selain bantuan makanan, Ustadz Arman juga menilai  bahwa warga  sangat memerlukan pendampingan untuk membersihkan rumah mereka, rumah ibadah dan fasilitas umum lainnya. Banjir saat ini mulai surut dan warga perlahan-lahan berupaya membersihkan rumah mereka masing-masing yang terendam lumpur dengan ketebalan yang cukup dalam.

“Pendampingan sisi rohani pun dibutuhkan agar mereka segera bangkit dari kesedihan. Kami bahkan sempat mengobrol dengan warga yang rumahnya hancur ditimbun longsor,” sambungnya dengan nada tersirat sedih.

Dirikan Dapur Umum

Saat ini, tim relawan HSI Berbagi yang dipimpinnya terus melakukan kordinasi. Fakta di lokasi bantuan terlihat minim kepada warga terdampak. Menghadapi situasi yang sangat mendesak dan dibutuhkan tersebut, tim relawan HSI Berbagi berinisitiaf membuka dapur umum untuk menyuplai makanan siap saji kepada para warga.

Pasalnya, meski menghadapi bencana dan kerugian serta kehilangan nyawa diantara keluarga mereka, warga harus kuat menapak kehidupan selanjutnya.

“Kami juga membantu warga yang harus dievakuasi menggunakan helicopter, karena akses jalan masih rusak terdampak banjir,” imbuh Ustadz Arman menceritakan bagaimana evakuasi warga terdampak longsor cukup sulit dilakukan di beberapa titik lokasi bencana.  

Dari informasi yang dihimpun, Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan dilanda banjir dan tanah longsor pada Jumat, 3 Mei 2024, sekitar pukul 01.17 WITA. Akibat musibah dengan ketinggian air yang menerjang hingga 3 meter di 13 kecamatan di Luwu, 14 orang meninggal dunia, 3.479 KK terdampak dan 115 jiwa mengungsi ke tempat yang aman.

Adapun kerugian materil mencakup 211 unit rumah hanyut dan rusak berat, 3.268 rumah terendam serta beberapa infrastruktur rusak parah. Termasuk, beberapa jembatan yang terputus, sehingga menghambat arus lalu lintas di wilayah tersebut.(sbn)