Leny Hasanah- PTI
Sulawesi Barat, berbagi.hsi.id– “Kami hanya bisa mendoakan kebaikan dan keberkahan kepada HSI Berbagi dan muhisnin atas bantuan beasiswa ini, sehingga kami bisa membina anak-anak muslimin yang kurang mampu di lembaga kami. Jazaakumullahu khairan katsiran.”
Begitulah ungkapan nan tulus dituturkan Ketua Yayasan Anshorussunnah Mamuju (ASM), Ustadz Arman Supandi ketika kami membahas tentang bantuan beasiswa pendidikan HSI Berbagi kepada santri-santri dari keluarga kurang mampu, yang tengah menimba ilmu agama di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) di bawah naungan Yayasan ASM Sulawesi Barat.
Ustadz Arman mengaku sangat terbantu dengan beasiswa pendidikan tersebut. Pasalnya, pihak yayasan diliputi keraguan tatkala ingin membuka LKSA gratis bagi santri-santri dhuafa. Namun, atas izin Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tekad kokoh untuk menebarkan dakwah sunnah yang lebih luas kepada khalayak umum di wilayah itu, akhirnya pihak yayasan mendirikan LKSA dengan segala keterbatasan dan kekurangannya.
Kegiatan beasiswa ini, lanjut Ustadz Arman, tidak lepas dari program berkelanjutan pasca gempa Sulawesi Barat yang terjadi pada awal tahun 2021. Saat itu, HSI Berbagi mengirimkan bantuan bencana alam, lalu mendukung kegiatan berbagi qurban, dakwah sosial, pembangunan masjid, hingga beasiswa bagi santri-santri LKSA Yayasan ASM.
“Alhamdulillah, LKSA kami banyak menerima bantuan dari HSI Berbagi,” imbuhnya.
Estafet Penyebaran Dakwah
LKSA Yayasan ASM berdiri sejak tahun 2023 dengan jumlah santri 30 orang, terdiri 17 ikhwan dan 13 akhwat, serta tenaga pengajar sebanyak 5 orang. Dari jumlah santri 30 orang tersebut, hanya 23 santri yang menerima beasiswa dari HSI Berbagi. Adapun tujuh santri lainnya tidak mendapat beasiswa karena mereka tidak tinggal atau mondok di LKSA.
“Beasiswa mulai diberikan sejak bulan Juli 2023 dengan besaran Rp500 ribu per bulan untuk setiap santri. Biasanya beasiswa ini dikirimkan HSI Berbagi setiap satu semester,” imbuh Ustadz Arman.
Dalam kesempatan berbeda, Ketua Program Tholabul Ilmi (PTI), Agus Fadhillah menjelaskan, HSI Berbagi telah menyalurkan program beasiswa untuk santri-santri di LKSA Mamuju, Sulawesi Barat, mulai tahun ajaran 2023/2024.
Kata Agus, tujuan dibalik penyaluran beasiswa itu adalah membantu kondisi perekonomian keluarga santri dhuafa serta mendukung ma’had yang baru berdiri agar bisa menjalankan proses kegiatan belajar mengajar dengan baik dan lancar.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi santri jika ingin mendapatkan beasiswa, di antaranya ada rekomendasi dari pihak ma’had, serta santri berasal dari keluarga dhuafa yang dibuktikan dengan surat keterangan tidak mampu dari desa atau kecamatan.
“Alhamdulillah, beasiswa diberikan sesuai pengajuan dari pihak ma’had, yaitu sebesar Rp500 ribu/bulan atau Rp3 juta/orang setiap enam bulan sekali,” ucap Agus.
Mewakili HSI Berbagi, ia berharap bahwa program beasiswa santri di Mamuju ini menjadi bagian dari kaderisasi da’i, dan insyaallah santri-santrinya dapat menjadi da’i ahlussunah, menjadi estafet dalam membantu penyebaran dakwah di kemudian hari.
Salah seorang santri, Harpina (18), mengatakan dia bahagia bisa melanjutkan pendidikannya di pondok pesantren Anshorussunnah Mamuju. Biaya pendidikannya pun pun tak terlalu membebani pikiran kedua orang tuanya yang sehari-hari bekerja sebagai petani.
Hal senada diutarakan oleh Hendri, santri kelas Marhala 1. Dia senang karena orang tuanya bisa tenang bekerja tanpa memikirkan biaya pendidikan di pesantrennya.
“Setelah ibu saya meninggal, bapak memasukkan saya ke pondok agar saya bisa memberikan pahala jariyah,” kata Hendri begitu tulus.
Begitulah, bantuan yang mungkin kita anggap kecil, ternyata bisa begitu bernilai bagi orang lain. Maka, ringankan hati dan tangan kita untuk selalu bisa memberikan kebaikan dan kebahagiaan bagi saudara-saudara muslim yang membutuhkan uluran kemanusiaan.(sbn)