Melek Agama untuk Tukang Ojek

By: hardi

Leny Hasanah-Daksos

Banten, berbagi.hsi.id– Ada suka maupun duka dalam setiap pekerjaan. Para pejuang kilometer, alias tukang ojek misalnya. Mereka melintasi jalanan demi jalanan, mengantarkan penumpang atau barang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Terkadang tak dihiraukan terik mentari atau guyuran hujan, demi mencari sesuap nasi untuk mencukupi kebutuhan anggota keluarga.

Sungguh pekerjaan yang dirasa berat dan melelahkan. Namun, di tengah kesibukan lalu-lalang itu, para pengojek ini rupanya tak lupa menuntut ilmu agama yang ditawarkan secara rutin di Pondok Pesantren Riyadhussholihin Pandeglang, Banten.

Kajian agama yang diprioritaskan bagi para pengojek ini berawal dari adanya antusias pengajian masyarakat setempat, khususnya ibu-ibu yang jumlahnya bisa mencapai 2.000 jamaah. Melihat potensi yang begitu besar, Divisi Dakwah Yayasan Riyadhusshalihin kemudian berupaya melebarkan jangkauan dakwah dengan sasaran peserta para pengojek yang berdomisili di sekitar lingkungan ponpes Riyadhussholihin.

“Program Ojek Mengaji ini digelar rutin setiap pekan genap atau dua kali dalam setiap bulan. Kalau untuk warga umum, kajiannya diadakan di pekan ganjil,” ujar Anggota Divisi Dakwah Yayasan Riyadhussholihin Pangedlang, Abu Hazim di Banten kepada redaksi web HSI Berbagi, pekan lalu.

Menurut pantauan tim kajian, sebagaimana diutarakan Abu Hazim, jumlah pengojek yang datang mengaji fluktuatif, tetapi konstan di rata-rata 150-170 orang. Namun, jika kajian sedang ramai, jumlah peserta bisa mencapai 200 orang dengan durasi kajian selama satu jam, mulai pukul 09.00-10.00 WIB.

Adapun materi kajian yang diajarkan kepada para pengojek sifatnya praktis, tetapi mengacu pada materi seputar aqidah/tauhid, ibadah, adab, dan akhlak.

“Sementara ini materi kajiannya menyangkut fikih ibadah, wudhu, dan shalat. Sedangkan ustadz pemateri bisa berganti-ganti, di antaranya Ustadz Fachrudin Nu’man, Ustadz Taufik Ismail, dan Ustadz Yahya Sukaryadi,” imbuh Abu Hazim.

Menurut dia, tujuan kajian rutin Ojek Mengaji tak terlepas dari ikhtiar menebarkan dakwah sunnah, mengenalkan agama yang baik bagi masyarakat luas. termasuk para tukang ojek biar paham agama Islam. Serta menjalin kerja sama antara pihak pondok dan warga setempat.

“Di sela-sela menunggu peserta kajian atau ketika selesai kajian, kami bertanya apa manfaat yang diterima setelah mengikuti kajian. Mereka menjawab antusias, katanya, ada yang perhatian kepada mereka. Umumnya orang kurang peduli dengan tukang ojek,” jelas Abu Hazim menirukan jawaban para pengojek.

Menariknya, dalam setiap digelarnya kajian pihak yayasan juga memberikan bantuan transportasi sebesar Rp20 ribu kepada setiap peserta.

Perjalanan Dakwah HSI Berbagi

Kajian Ojek Mengaji ini menjadi bagian perjalanan dakwah HSI Berbagi guna mendukung dakwah sosial di berbagai lapisan masyarakat, termasuk di Riyadhussholihin Pandeglang, Banten.

“Alhamdulillah kami support kajian Ojek Mengaji sejak bulan November 2023. Kami melihat tujuan diadakannya kajian ini cukup bagus, supaya para pengojek di sekitar ma’had Riyadhussholihin memiliki kesempatan untuk bermajelis ilmu dan tahu ilmu agama,” jelas Ketua Program Dakwah Sosial HSI Berbagi, Abu Hafizhan.

Abu Hafizhan menambahkan, pihak HSI Berbagi saat ini baru bisa membantu operasional kegiatan Ojek Mengaji sebanyak satu kali dalam sebulan dengan nominal bantuan yang berbeda-beda.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban keuangan, tim kajian Riyadhussholihin mengirimkan laporan rutin setiap bulan, yang pesertanya bisa mencapai sekitar 200 orang. Dan salah satu pemikatnya adalah pemberian uang saku kepada setiap peserta kajian.

Sungguh sangat bermanfaat kegiatan ini. Menyentuh masyarakat bawah, yang juga saudara-saudara kita sesama muslim. Terkadang mereka diabaikan dan kerap dipinggirkan. Mari,bergabung dalam barisan perjuangan dakwah sunnah bersama HSI Berbagi. Insyaallah, ibadah ini akan menjadi berkah dan hujjah di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala kelak. Karena, waktu itu akan tiba, cepat atau lambat.(sbn)