Kirim Cepat Bantuan, Penyintas Sukabumi Tidak Sendiri

By: hardi

Leny Hasanah- Tanggap Bencana

Bergerak cepat, Tim Tanggap Bencana HSI BERBAGI terjun langsung mengirimkan bantuan bagi warga terdampak banjir bandang, Sukabumi. Foto-foto; Dok HSI BERBAGI

Sukabumi, berbagi.hsi.id– Mata Ibu Leni berkaca-kaca saat menerima paket minyak kayu putih dan tolak angin dari tim Tanggap Bencana (TB) HSI BERBAGI pada Ahad, 8 Desember 2024. Sebagai penanggung jawab Taruna Siaga Bencana (TAGANA) di Desa Sukamaju, ia tak dapat menyembunyikan keharuannya melihat kebutuhan mendesak para penyintas banjir mulai terpenuhi.

“Ini sangat berarti bagi mereka,” ungkapnya sembari membagikan logistik kepada para ibu pengungsi di Dusun Sukamaju.

Banjir bandang yang melanda Sukabumi pada Rabu, 4 Desember 2024 menjadi salah satu bencana besar di Jawa Barat tahun ini. Curah hujan ekstrem sejak Selasa pagi menyebabkan Sungai Cibitung meluap dan menghantam permukiman warga di sejumlah kecamatan.

Menurut laporan BPBD Sukabumi, yang dilansir dari tempo.co, bencana tersebut telah menelan 10 korban jiwa, termasuk sembilan orang tertimbun longsor dan satu akibat banjir bandang. Dua orang masih dinyatakan hilang. Selama dua hari (3-4 Desember 2024), bencana banjir, tanah longsor, pergerakan tanah, dan cuaca ekstrem melanda 33 titik di Kabupaten Sukabumi, mencakup 22 kecamatan.

Kerusakan mencakup 36 rumah rusak ringan, tiga rumah rusak sedang, dan satu rumah rusak berat. Di Desa Sukamaju sendiri, sebanyak 44 rumah hancur, 317 jiwa dari 106 keluarga mengungsi, sementara satu masjid dan mushala juga rusak berat.

Gerak Cepat HSI BERBAGI

Dalam situasi cuaca ekstrem, Tim HSI BERBAGI terus berupaya melakukan pendataan dan koordinasi sebagai upaya penanggulangan cepat tanggap bencana.

Sejak Jumat, 6 Desember 2024, tim TB HSI BERBAGI turun langsung ke lapangan untuk membantu warga terdampak. Tim awal yang terdiri dari 2 personel, yakni Aryo Priambodho dan Sopian Awaludin bergerak cepat melakukan asesmen dan koordinasi bersama aparat setempat, termasuk Danramil, Babinsa, serta para kepala dusun setempat.

Menurut pantauan tim TB, Desa Sukamaju dan Kampung Cihonje termasuk wilayah yang terdampak parah. Di Desa Sukamaju, terdapat 44 rumah rusak, 317 jiwa dari 106 keluarga mengungsi, sementara satu masjid dan satu mushala juga rusak berat.

Di Kampung Panembong, Desa Curug Luhur, 67 rumah terendam, mengakibatkan 270 jiwa dari 70 keluarga kehilangan tempat tinggal. Akses menuju lokasi bencana juga terhambat akibat jalan yang rusak parah, sehingga menyulitkan distribusi logistik.

“Memang ada beberapa titik yang cukup parah terdampak musibah, baik banjir bandang, longsor maupun pergeseran tanah. Kami terus melakukan asesmen terkait kebutuhan untuk penyintas dan memantau kondisi mereka di lapangan,” ujar anggota tim TB HSI BERBAGI, Sopian Awaludin kepada berbagi.hsi.id, Selasa (10/12/2024).

Menurut Sopian, kebutuhan mendesak bagi para penyintas saat ini adalah makanan siap saji, air mineral, perlengkapan bayi, mukena, minyak kayu putih, dan obat-obatan seperti tolak angin.

Pada Ahad, 8 Desember 2024, tim berhasil menyalurkan 160 bungkus nasi, 20 dus mi instan, 20 dus air mineral, 20 pak tolak angin, 10 pak minyak kayu putih, dan 2 dus pembalut untuk warga di Desa Sukamaju dan Kampung Cihonje.

Bantuan terus berlanjut hingga Senin, 9 Desember 2024 dengan manyalurkan 150 nasi bungkus untuk para pengungsi di Desa Sukamaju, termasuk kepada Santri HSI AbdullahRoy yang terdampak banjir di Kampung Panembong, Desa Curug Luhur, Sagaranten berupa beras kemasan 5 kilogram, mi instan, air mineral, susu, minyak goreng, dan deterjen

Tantangan Selalu Ada

Selain banjir bandang yang menerjang di sejumlah wilayah Kabupaten Sukabumi, pergeseran tanah juga terjadi berakibat pada kerusakan infrastruktur jalan dan rumah warga.

Selama proses distribusi, tim TB HSI BERBAGI menghadapi berbagai tantangan. Jalan menuju lokasi bencana di Desa Sukamaju dan Kampung Panembong rusak parah, jauh dari fasilitas umum seperti SPBU, sehingga kendaraan yang digunakan sering kali tidak sesuai dengan medan yang dihadapi.

Meski penuh kendala, bantuan tetap dapat disalurkan dengan dukungan 12 santri, relawan dari SMA IT HSI IDN di Kecamatan Cikembar. Mereka turut berjibaku mendistribusikan logistik dan memberikan trauma healing kepada anak-anak penyintas bencana. Kegiatan ini berlangsung hingga malam hari, membawa keceriaan bagi anak-anak yang terdampak banjir.

Banjir bandang Sukabumi tidak hanya menghancurkan rumah-rumah warga tetapi juga memengaruhi kehidupan mereka secara psikologis dan ekonomi. Banyak penyintas yang kehilangan mata pencaharian karena lahan pertanian mereka terendam atau usaha kecil mereka lumpuh. Anak-anak dan perempuan menjadi kelompok yang paling rentan dalam situasi ini, dan tentunya membutuhkan perhatian khusus.

Alhamdulillah, dengan adanya bantuan dari berbagai pihak, termasuk tim Tanggap Bencana HSI BERBAGI, masyarakat terdampak dapat merasakan secercah harapan di tengah kesulitan. Program seperti ini tidak hanya memberikan bantuan fisik tetapi juga menghidupkan semangat solidaritas dan gotong royong.

Melalui kerja keras tim di lapangan, kebutuhan dasar para penyintas mulai terpenuhi, meskipun upaya pemulihan jangka panjang tetap menjadi tantangan.

“Kami berharap dukungan ini dapat meringankan beban mereka dan menjadi pengingat bahwa mereka tidak sendirian menghadapi ujian. Duka ini adalah duka kita semua,” ujar Sopian menegaskan.

Bencana ini mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi risiko bencana alam yang terus meningkat akibat perubahan iklim. Solidaritas seperti yang ditunjukkan oleh HSI BERBAGI menjadi contoh nyata bahwa dengan kerja sama dan keikhlasan, setiap kesulitan dapat dihadapi bersama.(sbn)