Leny Hasanah- Daksos
Sumatra Barat, berbagi.hsi.id – HSI Berbagi telah merampungkan seluruh rangkaian acara khitanan massal bagi anak-anak muslim dan mualaf di Provinsi Sumatra Barat, tanggal 1-7 Juli 2024 lalu. Kegiatan akbar ini diharapkan dapat menjadi satu penetrasi dakwah sunnah, sehingga semakin berkembang dan diterima oleh berbagai elemen masyarakat di ranah minang.
Sebagaimana diberitakan, HSI Berbagi bekerja sama dengan sejumlah lembaga/yayasan, di antaranya Yayasan Dar El Iman, Yayasan An-Naajiya, Al-Ummahat, Dekap Indonesia, Peduli Muslim, Markaz Bersama As-Sunnah (MBA), dan RS Nur Hidayah Bantul, menggelar khitanan massal selama tujuh hari berturut-turut di tiga wilayah berbeda di Sumatra Barat, yakni di Kota Padang, Kabupaten Pasaman Barat, dan Kepulauan Mentawai yang terbagi menjadi dua lokasi, yakni Sibeurut dan Sikabaluan.
Dari target awal yang ditetapkan sebanyak 1.000 anak-anak muslim dan mualaf pedalaman, alhamdulillah bertambah sembilan orang hingga jumlah keseluruhan peserta khitan menjadi 1.009 orang, dengan rincian peserta di Padang sebanyak 352 orang, di Pasaman Barat sebanyak 441 orang, di Sibeurut sebanyak 117 orang, dan Sikabaluan sebanyak 99 orang.
“Alhamdulillah acaranya berjalan dengan lancar dan tidak ada suatu halangan apapun. HSI Berbagi sebagai tim pemrakarsa mengharapkan agar khitanan massal ini bisa menjadi penetrasi dakwah di tiga wilayah tersebut, sehingga dakwah sunnah makin dikenal dan diterima masyarakat di sana,” ujar Ketua HSI Berbagi, Mujiman Abu Ibrahim kepada redaksi website HSI Berbagi, baru-baru ini.
Khususnya di Kepulauan Mentawai, Mujiman berharap kegiatan ini bisa menjadi salah satu titik utama mengenalkan HSI AbdullahRoy, sekaligus jalan untuk membuka medan dakwah di Mentawai.
“Karena sama-sama kita ketahui, Mentawai terbuka luas untuk medan dakwah. Karena masih banyak warga Mentawai yang nonmuslim, terpaku dengan adat istiadat, dan bertentangan dengan ajaran agama Islam,” jelasnya.
Mewakili Yayasan HSI Berbagi, Mujiman menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada para muhsinin. Karena telah mendonasikan harta terbaiknya untuk membantu penyelenggaraan khitanan massal di Sumatra Barat.
“Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima amal ibadah dan infaq para muhsinin, serta menjadi pemberat timbangan di Yaumul Akhir kelak, insyaallah. Sedangkan untuk panitia lokal yang ada di tiga lokasi, kami ucapkan jazaakumullahu khairan atas kerja sama dan dedikasinya. Sehingga acara dapat berjalan dengan baik dan lancar,” ungkap Mujiman yang tak bisa menyembunyikan rasa senang dan syukur.
Senyum Bahagia Orang Tua
Kepulauan Mentawai menjadi wilayah terakhir penyelenggaraan khitanan massal. Di Bumi Sikerei yang terkenal dengan pantai dan pemandangan yang eksotis ini, ada 216 orang yang terdaftar sebagai peserta khitanan yang berpusat di Islamic Center Mentawai.
Sejumlah orang tua yang mengantar buah hatinya untuk disunat, mengucapkan terima kasih yang mendalam. Mereka merasa sangat terbantu dengan adanya khitanan massal tanpa pungutan biaya apa un alias gratis.
“Sebagai warga Salappak, kami bersyukur sekali adanya sunatan massal. Kami berterima kasih atas semua upaya yang dilakukan terhadap anak-anak kami yang telah disunat. Semoga khitanan ini tidak hanya berakhir sampai di sini, sebab kami warga Mentawai membutuhkan kegiatan seperti ini,” ujar Laurenisius, warga Salappak, Sibeurut Selatan, Kepulauan Mentawai.
Sementara, warga Mentawai lainnya, Abdul Azis yang rela menempuh perjalanan 1,5 jam dari rumahnya ini juga mengaku setuju, jika sunatan massal dapat diselenggarakan secara berkelanjutan. Karena akan ada anak-anak kecil lainnya yang perlu disunat mengikuti syariat Islam.
“Kami sangat mendukung acara khitanan massal, apalagi sasarannya untuk orang-orang yang kurang mampu. Semoga kegiatannya bisa berlanjut ke depannya,” imbuh Sariman, warga Mentawai lainnya tampak bersemangat.
Tim Medis Berpengalaman
HSI Berbagi memboyong tim medis berpengalaman dari RS Nur Hidayah Bantul, Yogyakarta untuk memegang tugas sentral dalam penyelenggaraan khitanan massal di Sumbar. Tugas tim medis ini mulai dari membius, memotong daerah intim, membersihkan, hingga menjahit kulit usai disunat.
“Tenaga medis kami sebanyak 15 orang. Pada hari pertama hingga hari ketiga, tim kami terbagi menjadi dua tim, yakni tujuh orang untuk pelaksanaan khitan di Kota Padang, dan delapan orang untuk di Pasaman Barat,” jelas Koordinator Lapangan Tim Medis, Umi Nung melalui pesan singkatnya kepada redaksi web HSI Berbagi.
Dia menambahkan, pada hari keempat dan kelima, tim yang berangkat ke Kepulauan Mentawai hanya tersisa 10 orang, sedangkan sisanya kembali terbang ke Yogyakarta. “Sepuluh orang terbagi dalam dua tim, masing-masing lima orang untuk di Sibeurut dan Sikabaluan yang ada di Mentawai,” jelas Umi Nung.
Umi Nung mengungkapkan begitu banyak suka duka yang dilalui timnya saat menjalani tugasnya sebagai tim medis di khitanan Sumbar. “Saat eksekusi di ruang khitan, banyak kejadian-kejadian termasuk merayu anak-anak serta berbagai macam ekspresi, tangisan, jeritan, dan kelakuan lucu mereka yang membuat kami tertawa dan rasa capai kami berkurang,” jelasnya.
Umi Nung pun bersyukur karena timnya dipercaya sebagai tim medis dalam berbagai kegiatan kesehatan yang digelar HSI Berbagi, baik di luar maupun dalam pulau Jawa sendiri.
“Alhamdulillah, baru-baru ini kami juga diberi kesempatan bekerja sama mengadakan pengecekan kesehatan gratis di Wonogiri, Jawa Tengah,” ujarnya meyakinkan.
Para pejuang di jalan Allah, teruslah bergandengan tangan bersama HSI Berbagi menebar kebaikan kepada orang lain. Sejatinya, kebaikan itu akan menjadi ladang pahala untuk kita di kemudian hari nanti. Insyaallah.(sbn)