Subhan Hardi – Daksos
Jawa Tengah, berbagi.hsi.id– Dalam kegiatan dakwah sosial (daksos) HSI Berbagi kembali menebar manfaat dengan menyalurkan air bersih ke beberapa wilayah yang mengalami kekeringan. Adapun program sedekah air bersih yang dilakukan kali ini, menyasar ke Kabupaten Bantul Yogyakarta dan Wonogiri, Jawa Tengah.
Tepatnya, di Dusun Kalidadap RT 01, RT 03 dan RT 08, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Serta, Dusun Ngantap RT 03 RW 05, Giritontro, Kabupaten Wonogiri, 16-17 September 2023 lalu.
Menarik disimak cerita dibalik dropping air bersih kepada masyarakat di sana. Terlebih, jika melihat upaya pengiriman air bersih dengan truk–truk tangki pengangkut air yang tampak seliweran, meliuk-liuk melintasi dataran tinggi pegunungan. Menyusuri dataran tinggi dengan posisi menanjak, menjadikan pemandangan yang tak biasa. Dan, tentu saja bukanlah hal yang mudah.
Sikap waspada dan hati-hati sangat diperlukan bagi sang sopir, untuk dapat memastikan air yang diangkut dengan kapasitas besar tersebut aman, hingga sampai tujuan. Cukup membuat adrenalin terusik memang, jika menyaksikan proses perjalanan distribusi air ke lokasi rumah-rumah warga.
Namun, jika melihat wajah gembira dan bahagia warga di dua desa itu, ketika air bersih dapat mengalir ke rumah-rumah mereka. Rasa lelah dalam perjalanan, dan sulitnya medan yang dilalui, untuk menjangkau rumah-rumah warga yang terdampak kekeringan. Seketika, seakan sirna.
Langsung ke Lokasi
Dalam eksekusi distribusi sedekah air bersih kali ini, Mujiman, selaku Ketua Divisi HSI Berbagi rupanya terjun langsung. Dirinya menyaksikan, betapa sulitnya warga masyarakat di sana mendapatkan air, di tengah ancaman kemarau panjang. Ia pun bercerita, bagaimana upaya yang dilakukan agar air dapat disalurkan ke toran-toran rumah warga, menjadi sebuah perasaan bahagia yang tak biasa.
“Masyaallah, merasa sangat senang, hati gembira karena melihat saudara kita senang. Dan itu, mungkin nggak bisa digantikan dengan kegembiraan yang lain,” ujar Mujiman meyakinkan.
Menurutnya, kebahagian dan rasa senang yang diperoleh adalah sisi lain dan kerap didapat tim sosial dan relawan HSI Berbagi saat menjalankan aktivitas di lapangan. Terkadang rasa haru, sedih, gembira dapat bercampur dan menjadi satu.
“Itulah yang saya rasakan sendiri. Ketika si penerima manfaat senang, hati nurani kita pun akan ikut senang dan sangat gembira,” ungkapnya bahagia.
Terkait dengan kegiatan distribusi air bersih yang dilakukan, HSI Berbagi melakukan pengiriman sebanyak 165 ribu liter air. Dengan rincian, warga Dusun Kalidadap, Imogiri, Bantul, yang terdiri dari 90 KK. Membutuhkan 8 tangki air bersih, dengan kapasitas toran masing-masing 5000 liter air. Sementara, Dusun Ngantap, Giritontro, Wonogiri terdiri dari 47 KK dan 1 Masjid, dengan kebutuhan 25 tangki air, masing-masing toran 5000 liter air.
Wilayah Minus Air
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki empat kabupaten dan satu kotamadya, salah satunya adalah Kabupaten Bantul. Jika dilihat dari bentang alamnya, wilayah Kabupaten Bantul terdiri dari daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat, serta kawasan pantai di sebelah selatan. Kondisi bentang alam tersebut relatif membujur dari utara ke selatan.
Dilansir dari bantulkab.go.id, secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 14º04’50” – 27º50’50” Lintang Selatan dan 110º10’41” – 110º34’40” Bujur Timur. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul, di sebelah utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Sementara, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia.
Dari pengamatan yang diperoleh di lokasi, Mujiman menjelaskan, bahwa di beberapa wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta memang mengalami kekeringan. Kabupaten Bantul dan Wonogori adalah diantara dua wilayah yang terdampak. Bersyukur, kepada Allah Azza wa Jalla, HSI Berbagi dapat menyalurkan dan mengirimkan bantuan air bersih ke wilayah tersebut.
“Alhamdulillah, di musim kemarau ini HSI Berbagi berperan serta menyalurkan air bersih ke beberapa wilayah yang mengalami kekeringan. Diantaranya, Wonogori dan kemudian Bantul,” ujarnya.
Mujiman menjelaskan, dua wilayah yang menjadi lokasi giat sosial HSI Berbagi tersebut memang termasuk daerah yang sulit mendapatkan air. Seperti di Bantul, tepatnya di Dusun Srunggo, merupakan daerah dataran tinggi atau pegunungan yang mayoritas sulit dibuatkan sumber air atau sumur.
“Jadi, mereka (warga masyarakat) di sana lebih mengandalkan air ketika hujan turun. Kemudian mereka membuat toran toran tersendiri, di masing masing rumah untuk menampung air hujan.”
Selain Bantul, lanjutnya, Wonogiri juga termasuk yang memiliki persoalan sama. Karena, merupakan dataran tinggi. Sehingga, ketika dilakukan upaya pipanisasi, dari informasi yang diperoleh relawan di lapangan. Air cukup sulit mengalir ke tempat-tempat penampungan warga di sana. Kemudian, jika dilakukan upaya mengebor untuk membuat sumur, juga sulit mendapatkan air, karena kontur tanahnya yang berongga.
“Ketika dibor, hasilnya tidak ada (sulit mendapatkan mata air). Hasilnya sama, mereka juga berupaya atau mengandalkan air hujan. Dengan toran atau tempat menampung air yang dimiliki di rumah masing-masing,” ungkap Mujiman menjelaskan detail kondisi di sana.
Karena musim kemarau saat ini terasa begitu panjang. Tentu saja, mereka (warga) sangat membutuhkan bantuan dari kaum muslimin untuk saling membantu. “Terutama, menghadapi kesusahan di sana, untuk kelangsungan hidup mereka,” ucap Mujiman mengajak kaum muslimin untuk saling membantu.
Kafilah Dakwah
Sebagai lembaga filantrofi yang mengemban amanah dari para muhsinin lewat donasi yang diberikan, HSI Berbagi tentu saja tak melepaskan misi dakwahnya dalam setiap program dan kegiatan yang dilakukan. Diperolehnya fakta di lapangan, adanya indikasi kristenisasi yang terjadi di wilayah Bantul dan Wonogiri adalah hal penting yang perlu dicermati.
Menurut Mujiman, jika dilihat dari sisi sosial dan interaksi masyarakat di kedua dusun tersebut. Ada beberapa rumah yang mendapatkan air secara gratis dari warga Nasrani. Sungguh ironis, karena dikuatirkan adanya ketergantungan dan lambat laun akidah warga muslim di sana dapat terkikis.
“Jadi, harapannya, dengan program dakwah sosial HSI Berbagi, kita coba masuk dari pintu ini. Untuk kedepannya, kita upayakan memantapkan akidah umat Islam di sana, sehingga tetap kokoh akidahnya dalam beragama Islam,” jelasnya.
Mujiman mengatakan, dengan memberikan bantuan kepada masyarakat atau perkampungan adalah bagian dari jalan pembuka pintu dakwah. Selain itu, HSI Berbagi juga turut merangkul tokoh masyarakat di sana. Sehingga kegiatan dakwah dengan perlahan dan penuh kelembutan berjalan serta dikembangkan.
“Kita coba menawarkan kajian di situ. Itulah sebagai poros utama, bagi HSI Berbagi untuk menjalankan dakwahnya dengan melaksanakan kegiatan kajian lebih lanjut. Tentunya, mereka sudah welcome dengan kajian yang diberikan,” ujar Mujiman.
Sayangnya, untuk kedua desa di wilayah Bantul dan Wonogiri, kurangnya ketersedian da’i yang dapat disalurkan ke sana, menjadi kendala tersendiri. Selain jarak tempuh dan lokasi yang jauh dari kota, para da’i lokal yang bermanhaj salaf juga sangat terbatas.
“Qadarullah, saat ini kita belum punya da’i, secara khusus yang bisa disalurkan ke sana, yang ditugaskan ke daerah-daerah yang kita kirimkan untuk mengisi kajian,” ucap Mujiman.
Menghadapi kendala seperti keadaan di atas, HSI Berbagi tak pernah berhenti untuk menggali dan mengembangkan programnya. Salah satunya adalah, melahirkan program Kafilah Dakwah. Tentu saja, dukungan dari para muhsinin yang selama ini banyak membantu berjalannya program dan dakwah sosial yang dilakukan. Diharapkan, dapat menjalin sinergi agar HSI Berbagi terus berusaha dan mampu menjalankan program serta amanah yang diberikan.
Kafilah Dakwah sendiri adalah sebuah program yang menyiapkan para da’i agar dapat dikirimkan ke berbagai daerah dan tempat. Seperti desa dan dusun di Bantul serta Wonogiri, dimana HSI Berbagi telah menyalurkan air bersih di sana.
“Jadi, program Kafilah Dakwah ini, sedang menyiapkan dai’nya, yang nantinya jika sudah memiliki dai yang mumpuni, sudah dibina sama ustadz-ustadz kita, sudah dites dan sebagainya. Apabila lolos, barulah HSI Berbagi akan mengirimkan da’i tersebut ke wilayah wilayah yang sudah dikirimkan bantuan,” ungkap Mujiman bersemangat. (sbn)