Leny Hasanah- KD
Jawa Tengah, berbagi.hsi.id– “Dok, saya mau bertanya. Apakah MSG, kaldu jamur, atau penyedap rasa yang hampir dikonsumsi setiap hari dapat berbahaya bagi kesehatan anak?”
“Dok, ayahnya anak-anak saya memiliki berat badan 92 kilogram dan tinggi badan 174 cm. Beliau gampang sekali tertidur, bahkan di jalan saja bisa tertidur. Kalau tidur malam, beliau biasanya tidak mengorok, tetapi dia tersedak. Apakah itu termasuk OSA / Obstructive Sleep Apnea/ gangguan pernapasan saat tertidur?”
Begitulah suasana yang terekam, antusias dan atensi para peserta tatkala mengikuti Program Konsultasi Dokter (KD) HSI Berbagi yang diadakan secara online via zoom, setiap Sabtu pagi, mulai pukul 08.00 hingga 09.00 WIB. Pertanyaan demi pertanyaan meluncur dan terus masuk ke meja redaksi tim Program KD, padahal sudah melebihi jam tayang yang dijadwalkan.
Pertanyaan pertama dilontarkan oleh seorang peserta pada Program KD bertajuk “Pengaruh Micin Untuk Anak” yang diasuh dr. Arifin Kurniawan Kashmir, Sp.A, M.Kes, Cht tanggal 4 Mei 2024. Sedangkan pertanyaan kedua diutarakan seorang ibu dalam Program KD bertema “Gemuk, Sering Ngantuk dan Tidur Mengorok, Hati-Hati OSA” bersama dr. Bayu Aulia Riensya, Sp.P pada 18 Mei 2024.
“Alhamdulillah, animo peserta masih cukup tinggi. Setiap sesi zoom KD, insyaallah pesertanya melebihi 100 orang,” ujar Ketua Program KD HSI Berbagi, Witri Ummu Ibrahim.
Witri menjelaskan, program KD pertama kali dicetuskan ketika pandemi Covid-19 mulai merebak di dunia, yakni sekitar bulan Agustus 2021. Saat itu, HSI Berbagi berinisiatif membuka call center untuk membantu peserta HSI AbdullahRoy yang terserang Covid-19.
Para peserta kemudian diberikan pencerahan dan edukasi tentang bagaimana tata laksana isolasi mandiri dan hal lainnya. HSI Berbagi juga menyalurkan bantuan untuk penderita Covid-19 sebagai bentuk perhatian, agar mereka lebih semangat untuk segera sembuh dari penyakit itu.
“Dari situ, akhirnya berkembang wacana adanya konsultasi dokter berkaitan Covid 19. Dan, sampai saat ini masih terus berlanjut,” ujar Witri.
Adapun dokter yang bergabung sebagai tim dokter HSI Berbagi, Witri menambahkan, untuk saat ini telah tercatat 19 orang. Terdiri dari 15 dokter spesialis, 1 dokter gigi dan 1 dokter umum.
Dokter spesialis mulai dari dokter spesialis kedokteran jiwa dan psikiater, spesialis anak, spesialis bedah anak, spesialis paru, spesialis jantung dan pembuluh darah, spesialis tulang-hidung tenggorok-bedah kepala leher, spesialis alergi imunologi, spesialis konservasi gigi, spesialis kandungan ahli fertilitas dan spesialis bedah.
Semua dokter yang terlibat dalam tim dokter HSI Berbagi memiliki komitmen untuk selalu memberikan edukasi, berbagi informasi dan menjawab pertanyaan seputar masalah kesehatan peserta.
“Karena jumlah dokternya banyak, maka kami pun membuat jadwal bergiliran, sehingga satu dokter terkadang baru bisa tampil lagi dalam tiga bulan ke depan. Kami menghargai keinginan dokter yang ingin berkontribusi untuk umat,” jelas Witri.
Menurut peserta HSI angkatan 134 ini, program KD sangat bermanfaat bagi peserta yang berdomisili jauh dari pusat kota, di mana tidak semua dokter spesialis tersedia.“Alhamdulillah (konsultasinya) juga gratis,”ungkapnya bersemangat.(sbn)