Leny Hasanah- Daksos
Sumatra Barat, berbagi.hsi.id – Raifan terbaring pasrah dan tak banyak bergerak di atas ranjang mungil di sebuah ruangan di kantor Yayasan An-Naajiya, Pasaman Barat, Sumatra Barat. Kedua tangannya terlipat di bawah kepalanya. Bocah 7 tahun itu sadar, hari ini akan menjadi bersejarah dalam hidupnya, karena dia akan dikhitan bersama anak-anak lainnya dalam kegiatan Khitanan Massal 1.000 anak di Sumatra Barat.
Ruangan itu telah menjadi saksi bisu perjalanan khitanan massal di Pasaman Barat. Spanduk bertuliskan “Khitanan Massal 1.000 Anak di Padang, Pasaman Barat, dan Kepulauan Mentawai” terpampang jelas menghiasi ruangan yang didesain untuk keperluan berkhitan. Kipas angin disandarkan di dinding maupun tiang ruangan, untuk menyejukkan ruangan yang dipadati banyak orang, termasuk anak-anak peserta khitan.
“Sakit nggak disunat tadi?” tanya Wakil Ketua Divisi HSI Berbagi, Aryo Priambodho kepada Raifan yang masih terbaring di ranjang, selepas dikhitan oleh tim medis RS Nur Hidayah, Yogyakarta.
“Nggak,” jawab Raifan polos sambil menggelengkan kepalanya. Memang tak ada sedikit pun rasa kesakitan di wajah Raifan yang kala itu memakai kemeja hitam bercorak ungu.
Raifan adalah satu dari 250 peserta khitan massal yang berlangsung di Pasaman Barat, Senin (7/1/2024). Dia pergi bersama kedua orang tua dan saudara kembarnya, Raihan, yang turut menjadi peserta khitan massal.
Sebagaimana diketahui, khitanan massal di Ranah Minang adalah kolaborasi dan sinergitas antara lembaga-lembaga dakwah di Indonesia, antaranya HSI Berbagi, Yayasan Dar El Iman, Yayasan An-Naajiya, RS Nur Hidayah Bantul, Al-Ummahat, Dekap Indonesia, Peduli Muslim dan Markaz Bersama As-Sunnah (MBA).
Target khitanan massal adalah 1.000 anak-anak muslim dan mualaf pedalaman di tiga lokasi berbeda, yakni Kota Padang, Kabupaten Pasaman Barat, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai, mulai tanggal 1-6 Juli mendatang.
“Acara khitanan di Pasaman Barat diadakan selama dua hari, hari ini dan besok (2/7) dengan total 450 peserta, terbagi pada hari pertama sebanyak 250 peserta dan besok sebanyak 200 peserta,” jelas Aryo.
Khitanan massal Pasaman Barat dipusatkan di kantor Yayasan An-Naajiya, dengan tim terdiri dari HSI Berbagi, delapan orang tenaga medis RS Nur Hidayah, dan 25 orang panitia dari Yayasan An-Naajiya.
Bersyukur Anak Kembarnya di Khitan
Di tempat terpisah, Ketua Divisi HSI Berbagi, Mujiman yang bertugas mengawal khitanan massal di Kota Padang pada hari yang sama, mengatakan bahwa pelaksanaan khitanan berjalan dengan baik, biidznillah.
“Jumlah peserta khitanan di Padang sebanyak 377 anak. Alhamdulillah (acaranya) aman dan lancar,” ujar Mujiman dikonfirmasi di sela-sela padatnya rangkaian jadwal khitan.
Sebagai apresiasi anak-anak berani disunat, tim khitanan massal memberikan bingkisan menarik. Jika setiap anak di Padang dan Pasaman Barat mendapatkan bingkisan berisi sarung, peci, celana khitanan dan buku Iqra.
Maka, untuk di Kepulauan Mentawai, peserta nantinya akan mendapatkan bingkisan yang sama plus baju koko dan uang tunai sebesar Rp50 ribu untuk setiap anak.
“Insyaallah tim akan berada di Padang selama tiga hari ke depan, setelah itu lanjut ke Kepulauan Mentawai,” imbuh Mujiman.
Mizan, ayah dari peserta khitan mengatakan, dia dan istrinya merasa sangat bersyukur karena anak kembarnya, Raifan dan Raihan bisa menjadi peserta khitanan massal gratis di Pasaman Barat.
Mereka berujar, dan turut mendoakan semoga kebaikan muhsinin dan lembaga yang terlibat diberikan keberkahan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Masyaallah, teruslah kobarkan semangat berbagi kebaikan kepada saudara muslim di manapun berada. Percayalah, ada segaris senyum di wajah-wajah mereka tatkala saudaranya datang dan membantu mereka dengan kegiatan yang sarat manfaat.(sbn)