Leny Hasanah- Tanggap Bencana
Sumbar, berbagi.hsi.id– Sudah dua pekan lebih musibah banjir bandang lahar dingin memporak-porandakan kehidupan warga di empat kabupaten di Sumatra Barat. Bencana alam yang tiba-tiba terjadi pada Sabtu, 11 Mei 2024 lalu, kini menyisakan perjuangan warga untuk terus bertahan menjalani hidup yang lebih baik.
Dikutip dari situs halodoc.com, pasca bencana seseorang kerap merasa heran, bingung atau bahkan belum dapat mencerna informasi yang menyedihkan. Begitu reaksi awal ini mereda, para korban bencana dapat mengalami berbagai pikiran dan tingkah laku.
Seperti perasaan cemas, sedih yang mendalam, lebih mudah tersinggung atau murung dari biasanya, termasuk perubahan pola pikir dan perilaku seperti sulit tidur atau kehilangan nafsu makan, sensitif terhadap lingkungan atau bisa depresi dan stres.
Penanganan pascabencana sangat dibutuhkan untuk meminimalisir dampak pasca musibah lebih meluas. Beberapa lembaga nirlaba yang mengemban misi kemanusiaan pun sudah banyak membantu dan turun ke Sumatra Barat memberikan pendampingan rohani dan psikis, salah satu di antaranya adalah Lembaga Markaz Bersama As-Sunnah (MBA).
Merupakan perkumpulan lembaga dakwah dan kemanusiaan yang saling bersinergi dalam penanggulangan bencana. HSI Berbagi pun tercatat menjadi bagian dari struktur MBA.
“Qadarullah, kami belum menurunkan tim ke Sumbar. Namun, HSI Berbagi ikut berta’awun dengan MBA dan mendukung lembaga lokal di sana, yaitu Yayasan Dar El Iman. Kami menitipkan bantuan masing-masing Rp5 juta dan Rp10 juta,” ungkap Ketua Program Tanggap Bencana HSI Berbagi, Dovit Agususilo, kepada redaksi HSI Berbagi.
Dovit mengatakan, dana tersebut akan dimanfaatkan untuk membantu para penyintas di Sumbar, memberi pendampingan kepada anak-anak korban banjir agar mereka tidak mengalami trauma psikis usai bencana, juga kajian anak-anak dan orang dewasa.
“Semoga apa yang dilakukan para relawan di sana memberi manfaat dan dapat digunakan sesuai kebutuhan,” ungkapnya menegaskan.
Sebagaimana diberitakan, banjir bandang lahan dingin Gunung Marapi terjadi pada Sabtu, 11 Mei 2024 sekitar pukul 21.15 WIB, menghantam 4 kabupaten dan 2 kota di Sumatra Barat. Lima kabupaten itu adalah Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang, dan Kota Padang Panjang.
Dari laporan BNPB_Indonesia tertanggal 16 Mei 2024 pukul 17.00 WIB, musibah ini telah menelan korban jiwa 67 orang, yakni 22 orang berasal dari Kabupaten Agam, 29 orang Kabupaten Tanah Datar, 2 orang dari Kota Padangpanjang, 2 orang dari Kota Padang dan 12 orang dari Padang Pariaman.
Selain itu, 20 orang masih hilang, 4.157 orang mengungsi dan 40 orang mengalami luka-luka, 228 rumah rusak berat, 149 rumah rusak sedang dan 144 rumah rusak ringan. Sejumlah fasilitas umum, toko atau warung, sawah dan lahan juga terdampak bencana banjir lahar dingin yang datang secara tiba-tiba.(sbn)