Leny Hasanah- PMK
Boyolali, berbagi.hsi.id– HSI Berbagi mengalokasikan anggaran sebesar Rp122.809.000,00 untuk mendukung Program Muslim Kreatif (PMK) Pelatihan Service Handphone batch 2 tahun 2024. Dana tersebut digunakan untuk memfasilitasi pelatihan dan magang di Borneo Flasher bagi 9 peserta yang terpilih.
Dengan menguasai ilmu memperbaiki handphone dan meningkatnya keterampilan yang dimiliki, diharapkan masing-masing peserta dapat mendongkrak pendapatan bagi keluarga tercinta.
PMK merupakan kolaborasi yang apik antara HSI Berbagi, Back Office HSI Solo yang bertanggung jawab atas bootcamp pembekalan agama, serta Borneo Flasher Indonesia yang bertugas memberikan pelatihan teknis kepada para peserta.
“Alhamdulillah, seluruh peserta sudah merampungkan bootcamp pembekalan agama di BO Solo pada Juni 2024. Setelah itu, mereka berangkat ke Borneo Flasher pada 30 Juni 2024 untuk memulai pelatihan service handphone pada tanggal 1 Juli 2024,” ujar Ketua PMK HSI Berbagi, Sokhidin kepada redaksi berbagi.hsi.id Kamis (22/8/2024).
Menurut Sokhidin, bootcamp pembekalan agama yang dijalani para peserta mencakup materi tahsin, tahfidz, aqidah, manhaj, fikih, ibadah, adab dan sirah nabawiyah, yang diajarkan sejumlah ustadz, termasuk Ustadz Fadhla Mujaddid, Lc, Ustadz Ja’far Ad-Demaky, S.Ag, Ustadz Amron Syaikh, Lc, Ustadz Alfian, dan Ustadz Abu Umar Raih Gelar.
Kemudian, dalam pelatihan service handphone, sembilan peserta mempelajari teori selama satu bulan, dilanjutkan dengan praktikum di Borneo selama satu bulan berikutnya. Para peserta pelatihan belajar setiap hari tanpa mengenal akhir pekan atau hari libur.
“Kami akan melakukan evaluasi perkembangan usaha dan pendapatan, yang dimulai pada tanggal 1 Oktober 2024 hingga 31 Maret 2025. Ini sebagai bentuk penilaian kami setelah para peserta menjalani seluruh rangkaian kegiatan pelatihan,” ujar Sokhidin.
Untuk diketahui, PMK Pelatihan service HP batch 2 tahun 2024 dimulai dari proses pendaftaran pada tanggal 14-27 Januari 2024. Karena kuota belum terpenuhi, pendaftaran PMK dibuka kembali selama delapan hari, yakni pada tanggal 13-20 Maret 2024, sehingga total durasi pendaftaran menjadi 22 hari.
Saat itu, ada 39 calon pemohon yang tertarik mengikuti PMK tahun 2024. Dalam perjalanannya, lima orang di antaranya tidak bersedia dipublikasi sehingga otomatis drop out dengan sendirinya. Calon peserta yang tersisa 34 orang ini kemudian mengikuti proses verifikasi awal, yang akhirnya menggugurkan 17 orang dan tidak bisa melanjutkan ke babak selanjutnya.
Dari 17 peserta yang tersisa, kemudian bersaing dalam proses verifikasi lanjutan. Namun, enam orang terpaksa berhenti di putaran ini disebabkan berbagai alasan, seperti kemampuan finansial, status bantuan sebelumnya dari HSI Berbagi, usia, serta masalah izin dari orang tua, bahkan ada yang membatalkan ikut PMK di hari H tanpa alasan jelas. Sehingga diputuskan peserta PMK yang lolos seleksi hingga akhir sebanyak sembilan orang.
“Seluruh peserta ini berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan,” ungkap Sokhidin memastikan.(sbn)