dr. Avie Andriyani
Kegemaran membeli aneka jajanan, rupanya tidak hanya didominasi oleh anak-anak. Pengaruh media sosial membuat kuliner jajanan lebih mudah viral dan diburu banyak konsumen dari berbagai usia. Namun, di balik itu semua ada bahaya yang mengintai dan patut waspada.
Pasalnya, maraknya aneka ragam jajanan yang disebut enak dan banyak dijual di berbagai tempat, ternyata banyak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Begitu mudah ditemui jajanan tidak sehat tersebut, mulai dari kantin sekolah sampai dengan penjaja makanan dan minuman di pinggir jalan.
Kebanyakan orang memang cenderung menyukai jajanan yang berwarna mencolok dan memiliki rasa yang gurih atau sangat manis. Padahal, di balik semua itu, ada begitu banyak zat kimia yang mengancam kesehatan.
Bahkan, hingga saat ini kerap kita temui produsen makanan dan minuman yang produksinya masih jauh dari standar kelayakan kesehatan dan keselamatan. Cara mengolah dan mengemasnya pun dilakukan asal-asalan dan tidak memenuhi standar mutu makanan. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak kasus gangguan kesehatan yang terjadi akibat mengonsumsi jajanan tidak sehat.
Waspada Zat Tambahan Makanan
Zat tambahan yang sering disalahgunakan pada produksi makanan dan minuman antara lain zat pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa. Tentunya yang berbahaya adalah zat tambahan yang tidak alami (sintetis) dan diberikan dalam jumlah berlebihan, seperti misalnya pewarna tekstil rhodamin B dan metanil yellow yang banyak dipakai untuk produksi kerupuk, makanan ringan, kembang gula, sirup, cendol, dan lain sebagainya.
Pewarna sintetis ini telah menggeser penggunaan pewarna makanan alami seperti daun suji, kunir, dan tumbuhan alami lainnya. Produsen memilih pewarna sintetis karena jauh lebih murah dan menghasilkan warna mencolok yang menarik perhatian.
Zat tambahan pada jajanan akan menumpuk dalam tubuh jika dikonsumsi secara berlebihan dan terus menerus. Akibat yang muncul dari akumulasi zat tambahan dalam jangka panjang antara lain kerusakan pada saluran cerna, Hati, Jantung, Otak, Limpa, Ginjal, sistem saraf pusat, bahkan bisa memicu terjadinya kanker. Sedangkan akibat jangka pendek yang bisa timbul seperti sakit tenggorokan, batuk, mual, muntah, diare, dan pusing.
Kenali Bahaya Zat Kimia
Berikut ini beberapa zat kimia berbahaya yang sering terkandung pada jajanan tidak sehat :
Sakarin (pemanis buatan) : jika berlebihan akan menyebabkan rasa makanan menjadi pahit, memicu migrain dan sakit kepala.
Rhodamin B (pewarna tekstil dan kertas) : meningkatkan risiko kanker hati dan gangguan pencernaan.
Metanil Yellow (pewarna tekstil dan cat) : meningkatkan risiko kanker.
Formalin (pengawet non makanan dan disinfektan) : menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa, dan sistem saraf pusat.
Konsumsi Gula dan Garam Berlebih
Selain zat kimia berbahaya, kandungan garam dan gula yang berlebihan pada jajanan juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan himbauan pada masyarakat Indonesia untuk membatasi konsumsi gula dan garam agar tidak berlebihan.
Himbauan tersebut terus disosialisasikan, mengingat saat ini kejadian penyakit-penyakit non infeksi akibat konsumsi tiga hal tersebut secara berlebihan terus meningkat. Bahkan, dengan usia penderita yang semakin muda. Batasan konsumsi gula dan garam per hari yang direkomendasikan oleh kementerian kesehatan seperti yang tercantum dalam permenkes nomor 30 tahun 2013 adalah 4 sendok makan (54 gram) gula dan 1 sendok teh (5 gram) garam.
Salah satu bahaya mengonsumsi gula berlebihan adalah peningkatan kadar gula darah sehingga terjadi penyakit diabetes mellitus. Selain itu, kelebihan gula akan disimpan di Otot dan Hati sehingga berpotensi menyebabkan obesitas (kegemukan), peradangan, dan perlemakan hati. Garam yang menjadi bumbu utama dalam memasak makanan rupanya juga bisa berakibat buruk jika dikonsumsi berlebihan.
Konsumsi garam berlebih akan menaikan kadar natrium dalam darah dan sel-sel tubuh manusia. Natrium akan menarik cairan masuk ke dalam sel, sehingga diameter pembuluh darah arteri menyempit. Akibatnya jantung terpaksa harus memompa darah dengan lebih kuat, dan inilah yang menyebabkan tekanan darah seseorang akhirnya meningkat. Sehingga, terjadilah apa yang disebut dengan “hipertensi” atau tekanan darah tinggi.
Kita bisa mengetahui kandungan gula, garam dan lemak dengan melihat keterangan yang tertera dalam kemasan jajanan yang kita beli. Sesuai peraturan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) nomor 22 Tahun 2019, setiap produk makanan atau minuman kemasan wajib dilengkapi tabel yang menginformasikan kandungan gizi dalam kemasan produknya yang disebut ING (informasi nilai gizi) atau nutrition fact.
Sayangnya, kesadaran masyarakat masih rendah dalam membaca dan memperhatikan informasi nilai gizi sebelum membeli produk kemasan, padahal ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan asupan gizi harian lewat konsumsi makanan.
Kiat Sehat Memilih Makanan
Perlu kepekaan kita sebagai konsumen supaya terhindar dari bahaya jajanan tidak sehat. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Hindari jajanan dengan warna yang terlalu mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Berbagai jajanan seperti kerupuk, sirup, cendol yang warnanya terlalu mencolok kemungkinan besar mengandung zat pewarna tekstil yang berbahaya. Zat pewarna makanan alami seperti daun suji dan kunir, justru menghasilkan warna makanan yang kurang mencolok dan cenderung lebih pucat dibanding zat pewarna sintetis.
Biasakan untuk mencicipi terlebih dahulu sebelum menyantap jajanan. Lidah biasanya peka dengan zat tambahan yang tidak alami, karena rasanya yang terlalu gurih, pekat, menggetarkan lidah dan menyebabkan gatal pada tenggorokan.
Perhatikan tanggal kadaluarsanya. Jika tidak ada, bau aromanya untuk mengetahui apakah jajanan tersebut apek atau tengik. Periksa dengan seksama apakah ada bintik-bintik jamur yang menunjukkan telah ada kontaminasi mikroorganisme. Dan jangan lupa mencicipi untuk mengetahui apakah jajanan tersebut sudah basi atau belum.
Jika jajanan dikemas dan dilengkapi dengan daftar komposisi, maka perhatikan apakah ada zat-zat tambahan yang berbahaya bagi kesehatan.
Sempatkan membawa bekal ketika hendak beraktivitas keluar rumah supaya tidak mengandalkan penjual jajanan, karena belum tentu terjamin kebersihan dan kesehatannya.
Perhatikan cara penjual memproses atau menyajikan dagangan jajanannya, seperti apakah penjual menggunakan sarung tangan, menutup makanan agar tidak dihinggapi lalat, menggunakan minyak yang masih layak pakai, dan lain-lain.
Jika ragu dengan kualitas jajanan pinggir jalan yang ingin kita beli, lebih baik berusaha mencari versi yang lebih terjamin atau membuat sendiri di rumah.
Racik Makanan Sendiri
Alasan kesibukan seringkali membuat orang zaman sekarang lebih suka pesan makanan lewat aplikasi daripada bersusah payah memasak sendiri di rumah. Nyatanya, makanan rumahan, insyaallah tetap lebih terjamin kebersihan dan kesehatannya karena kita tahu persis proses pembuatannya.
Kehangatan dan rasa cinta seorang ibu turut menambah kenikmatan hidangan yang disantap bersama keluarga di rumah. Jajan di luar tidaklah terlarang, hanya saja perlu kita batasi sesekali dan tentu dengan tetap memilih jajanan yang sehat dan terjamin kebersihannya.
Semoga Allah mudahkan, supaya kita bisa memberikan nutrisi terbaik bagi keluarga.(sbn)
Referensi;
https://dinkes.acehprov.go.id/detailpost/memilih-jajanan-sehat-untuk-anak-ini-tips-nya
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2570/memilih-jajanan-yang-aman