Leny Hasanah- Tanggap Bencana
Relawan Tanggap Bencana HSI Berbagi, Sopian Awaludin saat menemui santri HSI AbdullahRoy angkatan 221 Aji Zaenul Alam (50 tahun) di Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Foto-foto; dok HSIB
Bandung, berbagi.hsi.id– Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dia lah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin. Dan Allah mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu menginfaqkan segala apa yang ada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah yang mempersatukan hati mereka.” (QS. Al-Anfal: 62-63)
Ungkapan “tak kenal maka tak sayang” sepertinya tak berlaku bagi santri yang tergabung dalam keluarga besar HSI AbdullahRoy. Dalam komunitas belajar agama yang haq ini, meskipun tidak pernah bertatap muka atau hanya kenal secara daring, semangat untuk menjalin tali ukhuwah tetap terjaga.
Kehangatan persaudaraan ini terlihat ketika tim relawan Tanggap Bencana HSI Berbagi mendengar kabar bahwa sejumlah santri HSI AbdullahRoy terdampak gempa bumi yang melanda Kabupaten Bandung dan sekitarnya. Setiap santri yang terdampak dihubungi untuk memastikan kondisi mereka, bahkan beberapa di antaranya dikunjungi langsung oleh tim relawan jika jaraknya memungkinkan dari posko bencana.
Bagaikan sahabat karib yang sudah lama tak bersua, empat orang relawan Tanggap Bencana HSI Berbagi yang terdiri dari Sopian Awaludin, Agung Abu Uswah, Muhammad Syawal, dan Sudiatmo mengunjungi kediaman Aji Zaenul Alam (50), santri HSI angkatan 221, di Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari—diperkirakan menjadi lokasi pusat gempa berkekuatan 5,0 magnitudo.
Di tengah kondisi bencana tersebut, Aji pun dengan terbuka, bahkan tetap tersenyum tatkala menceritakan pengalamannya saat gempa terjadi.
“Sekitar pukul 09.45 WIB, saat itu saya sedang melayani pelanggan di toko. Tiba-tiba muncul kepanikan yang luar biasa. Saya langsung berdzikir dan melindungi diri dengan mengangkat kursi di atas kepala, sambil teriak memanggil anak dan istri yang berada di dalam rumah,” jelas Aji penuh ekspresif.
Aji lantas melarang orang-orang yang berada di rumah untuk keluar, karena ia ingat bahwa sedang ada pengerjaan cor beton yang dapat membahayakan, apalagi pada saat itu, warga sekitar juga tampak berhamburan keluar setelah gempa melanda.
“Jadi mereka melindungi diri dengan caranya masing-masing. Ada yang menggunakan selimut, bantal, dan pekerja toko lari ke belakang rumah,” terangnya menjelaskan detik-detik gempa, sekaligus kepanikan muncul saat itu.
Aji juga menceritakan kondisi tokonya yang ambruk akibat dahsyatnya goncangan gempa. Tiga unit truk yang diparkir tertimpa reruntuhan. “Alhamdulillah, jatuhnya di bak mobil bukan di kepala mobilnya,” ujarnya tetap bersyukur, meski mobilnya rusak dan tokonya ambruk dihantam getaran gempa yang kuat.
Hari-hari pertama setelah gempa, rumah dan tokonya masih berantakan. Namun, alhamdulillah kini situasinya sudah berangsur pulih dan mulai diperbaiki secara perlahan. Keluarganya juga sementara diungsikan ke rumah saudaranya di Desa Sukapura.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada tim Tanggap Bencana HSI Berbagi yang sangat sigap membantu, Mohon maaf jika kami belum sempat menjamu saat kedatangan malam-malam,” katanya meyakinkan.
Kebutuhan Mendesak
Belanja support logistik untuk kebutuhan mendesak bagi penyintas di lokasi bencana.
Tim Tanggap Bencana HSI Berbagi terus menyalurkan bantuan dan memberikan semangat kepada para penyintas gempa di Bandung. Saat melakukan asesmen ke beberapa lokasi gempa, tim menemukan bahwa ada sejumlah kebutuhan mendesak bagi warga terdampak.
“Kebutuhan mendesak untuk beberapa hari ke depan di antaranya terpal untuk tenda dan alasnya, air minum, air bersih, logistik dapur umum, selimut, pakaian hangat, makanan cepat saji, dan obat-obatan,” jelas Sopian Awaludin, Relawan Tanggap Bencana HSI Berbagi yang memimpin langsung giat di lokasi.
Dia menambahkan, posko pengungsian mandiri yang tersebar di Kampung Lebaksari masih membutuhkan terpal, makanan ringan dan air minum. Sedangkan di Kampung Sukasari, Kampung Plered, Ciakar, dan Desa Cihawuk, warga juga membutuhkan bantuan dalam bentuk obat-obatan, makanan, dan air minum.
Kesempatan meraih pahala masih terbuka lebar. Mari kita bantu saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan uluran tangan. Empati Anda dapat disalurkan melalui http://csberbagi.hsi.id/. Semoga menjadi amal jariyah dan pemberat timbangan amal untuk meraih surganya Allah di Hari Akhir kelak. Aamiin.(sbn)
Mengunjungi rumah warga Sukasari RT 01, RT 12 Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari yang terlihat rusak akibat gempa, sekaligus support bantuan, berupa 3 pcs terpal, selimut dan kebutuhan bayi (pampers).
Bersama relawan tanggap bencana lainnya, mendirikan dapur umum untuk memenuhi konsumsi makanan harian warga terdampak
Relawan Tanggap Bencana HSI Berbagi, Sopian Awaludin dan Sudiyatmo turut melakukan pendampingan dalam giat Ceria Anak di SDN Ci Halimun, Desa Cibeureum bersama Kak Muslim (LAZ Rabbani)
Relawan HSI Berbagi Sopian Awaludin mengajar anak-anak korban gempa mengaji, di tenda-tenda sementara di lokasi bencana.