dr. Avie Andriyani
Scroll… scroll.. scroll..
Tak terasa sudah berjam-jam waktu dihabiskan untuk berselancar di dunia maya. Pagi, siang, sore, dan malam asyik menatap layar dalam genggaman tangan, hingga waktu bergulir begitu saja. Di dalam kamar, meja makan, ruang tunggu, bahkan di tempat kerja seakan tidak terpisahkan dengan ponsel kesayangan. Awalnya hanya berniat membalas pesan yang masuk, mengecek notifikasi, hingga berakhir membaca berita dan menonton berbagai tayangan.
Gadget Mengalihkan Dunia Kita
Siapa yang tidak kenal gadget atau gawai di zaman ini? Gadget adalah perangkat elektronik berukuran kecil yang memiliki berbagai fungsi khusus dan terus berkembang menjadi semakin canggih. Gadget yang paling sering kita temui antara lain komputer, laptop, ponsel pintar (smartphone), tablet, dan lain-lain.
Mulai dari anak kecil hingga lanjut usia, pengusaha hingga tukang ojek, semuanya memegang gadget. Generasi terdahulu, mungkin tidak merasakan betapa sulitnya mempertahankan fokus untuk belajar atau bekerja di tengah gempuran gadget.
Semudah memencet tombol, berbagai pilihan informasi dan hiburan sudah tersaji tanpa perlu usaha yang berarti. Menjalankan usaha atau mengerjakan tugas sekolah bisa sambil rebahan, selama gadget ada di genggaman.
Namun siapa sangka, segala hal yang memudahkan hidup ini, ternyata memiliki dampak buruk ketika tidak digunakan secara bijak dan proporsional. Ada banyak dampak buruk gadget bagi kesehatan, namun di kesempatan ini kita akan membahas sebagiannya saja.
Waspada dengan Kesehatan Mata
Mata adalah bagian tubuh yang terpapar secara langsung oleh gadget. Dengan menggunakan mata inilah, kita menatap layar seharian. Maka, sudah semestinya dampak yang dirasakan oleh mata akibat paparan cahaya dari gadget juga sangat besar. Otot-otot mata bekerja terus menerus, sehingga memicu kelelahan mata.
Frekuensi berkedip menurun, karena fokus menatap layar ponsel sehingga mata menjadi merah, kering, dan perih. Kebiasaan menatap layar jarak dekat dalam waktu yang lama juga memicu penurunan tajam penglihatan dan rabun jauh atau miopia. Berbagai keluhan mata terkait penggunaan gadget berlebihan ini disebut sebagai Computer Vision Syndrome (CVS).
Penggunaan gadget di usia dini makin memperparah dampak pada mata anak-anak. Penelitian yang dipublikasikan oleh American Optometric Association menyebutkan penggunaan gadget pada anak usia di atas 2 tahun dianggap berlebihan jika waktu yang dihabiskan di depan layar lebih dari dua jam sehari. Untuk mengatasi dampak buruk penggunaan gadget ini, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain :
- Membatasi screen time, yaitu waktu yang dihabiskan untuk menyimak layar media digital seperti TV, laptop, komputer, tablet, handphone, dan lain-lain. Screen time maksimal 1 jam per hari pada anak usia 2 tahun ke atas. Adapun anak usia di bawah 2 tahun belum saatnya menatap layar, kecuali sekedar video call (panggilan video) saja.
- Bagi orang dewasa, penggunaan gadget dengan menerapkan metode 20-20-20. Caranya dengan mengalihkan pandangan dari layar setiap 20 menit sekali ke arah luar dari layar sejauh 20 inci dan dilakukan selama 20 detik. Hal ini untuk mengurangi ketegangan otot-otot mata yang bisa memicu berbagai keluhan mata.
- Atur pencahayaan gadget menyesuaikan dengan pencahayaan lingkungan sekitar. Jangan terlalu redup atau terlalu terang.
- Usahakan untuk rutin berkedip supaya mata tidak kering dan perih.
Merubah Postur Tubuh
Pengguna gadget secara tidak sadar sering memposisikan tubuhnya condong ke depan atau sedikit membungkuk. Posisi kepala juga biasanya selalu menunduk menatap layar ponsel dalam waktu yang lama. Dikutip dari Medical Daily, seorang dokter bedah ortopedi meneliti pengaruh penggunaan ponsel pada postur tubuh, yaitu kehilangan bentuk alami tengkuk tulang belakang. Sehingga berdampak menambahkan tekanan pada tulang belakang. Pada penelitian itu didapatkan data rata-rata seseorang menunduk menatap layar ponselnya selama 2-4 jam per hari.
Sebagai pencegahannya, sangat disarankan untuk membatasi penggunaan gadget dan memposisikan kepala tetap tegak atau tidak terlalu menunduk. Posisi terbaik tulang belakang adalah ketika posisi telinga sejajar dengan bahu dan tulang belikat dalam keadaan normal. Posisi yang salah ketika menggunakan ponsel bisa merubah postur tubuh menjadi bungkuk jika dilakukan secara terus menerus.
Menyerang Jari Tangan
Selain mata, bagian tubuh yang kontak langsung dengan gadget adalah bagian tangan. Pada penggunaan yang berlebihan yaitu terlalu sering mengetik dalam waktu lama akan memicu berbagai keluhan pada pergelangan dan jari-jari tangan. Ada banyak istilah dipakai untuk menggambarkan berbagai masalah kesehatan yang timbul akibat gadget antara lain smartphone finger, texting thumb, gadget pain syndrome, dan lain-lain. Semuanya merujuk pada keluhan yang sama, yaitu rasa nyeri dan bengkak pada bagian jari, ibu jari, dan tangan pada umumnya.
Ada satu masalah kesehatan yang paling sering muncul akibat penggunaan gadget yang disebut Carpal Tunnel Syndrome (CTS), yaitu radang yang menyerang pergelangan tangan hingga menjalar ke jari-jari. Jika dulu CTS didominasi oleh pekerja kantor yang bekerja dengan komputer atau laptop, CTS sekarang juga menyerang para pengguna ponsel yang sering bermain game dan mengetik pesan teks.
Gejala CTS antara lain nyeri, kesemutan, dan pembengkakan pada pergelangan tangan dan sendi jari-jari tangan. Keluhan akan semakin parah ketika malam tiba, bahkan terkadang tangan tidak bisa dibuka ketika bangun tidur di pagi hari.
Beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk mencegah terjadi CTS adalah dengan membatasi waktu mengetik dan beristirahat di sela-sela waktu mengetik sambil memijat bagian bergelangan tangan dan pangkal jari.
Rutin melakukan olah raga dan peregangan bagian tangan juga bisa membantu mengurangi risiko terjadinya CTS. Jika sudah terlanjur mengalami CTS, sebaiknya menemui dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Beberapa kasus akan ditangani dengan terapi obat dan juga fisioterapi.
Ganggu Kesehatan Mental
Salah satu manfaat gadget dalam kehidupan adalah berbagai kemudahan yang bisa membantu pekerjaan, hingga memberikan berbagai hiburan untuk kita. Hanya dengan satu kali klik, berbagai informasi, resep, hiburan, hingga rumus-rumus yang rumit tersaji di depan mata.
Namun siapa yang menduga, ternyata kemudahan yang diberikan oleh gadget bisa membawa dampak buruk pada kesehatan mental pemakainya. Banjir informasi justru membuat kita sibuk menelan berbagai berita baik hoax maupun fakta. Berbagai kemudahan justru membuat generasi pengguna gadget menjadi pribadi lembek, kurang motivasi, dan ketergantungan. Aneka kemudahan semacam belanja online dan pesan antar membuat orang-orang semakin jarang beraktivitas fisik, bahkan untuk bergerak pun terasa malas.
Kemampuan bersosialisasi yang makin menurun, ancaman cyber bullying (pembulian di dunia maya), kecanduan game dan media sosial membuat seseorang makin bermasalah dengan kesehatan mentalnya. Berbagai gejala gangguan kesehatan mental akibat penggunaan gadget yang berlebihan seperti rasa cemas, perasaan takut ketinggalan informasi, panik, mudah teralihkan, kurang konsentrasi, kesedihan yang mendalam, hingga terjadi gangguan cemas (anxiety disorder), bahkan depresi.
Secara fisik mungkin tidak terlalu nampak gejalanya, namun terkadang juga disertai gemetar, jantung berdebar, berkeringat dingin, sakit kepala, mual, hingga sesak nafas.
Seseorang yang sudah mulai merasakan dampak buruk gadget pada kesehatan mentalnya harus mulai mengambil sikap, seperti mencari bantuan ahli (psikolog, psikiatri) dan berupaya mengurangi ketergantungan pada gadget.
Terkadang seseorang yang mengalami masalah kesehatan mental melakukan denial atau sikap penolakan terhadap kenyataan bahwa dirinya bermasalah. Kewaspadaan dan kepekaan lingkungan sekitar sangat dibutuhkan untuk membantu penyembuhan seseorang dari masalah kesehatan mentalnya.
Cerdas Menggunakan Gadget
Ada beberapa hal yang bisa diterapkan untuk mencegah dan mengatasi ketergantungan pada gadget, yaitu bijak menggunakan gadget, mengatur waktu dengan baik, dan mempunyai aktivitas fisik yang bisa mengalihkan seseorang dari gadget. Jika pekerjaannya tidak bisa lepas dari gadget, maka minimal waktu makan dan istirahatnya tidak dilewatkan sambil memegang gadget. Mengurangi interaksi di media sosial dan banyak bertemu teman atau kerabat di dunia nyata juga bisa membantu seseorang untuk lebih terbuka, sehingga berbagai masalah mental bisa dihindari.(sbn)
Referensi :
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160428142227-255-127253/tiga-cedera-tangan-akibat-gadget
https://gmc.ugm.ac.id › sitesPDF. Pengaruh Gadget Terhadap Kesehatan Mental | GMC
https://www.herminahospitals.com/id/articles/dampak-gadget-terhadap-kesehatan-mata
https://dinkes.kalbarprov.go.id/cegah-kecanduan-gadget-pada-anak