Leny Hasanah- Beasiswa Pendidikan
Banten, berbagi.hsi.id- Program seleksi beasiswa I’dad Mu’allimat, hasil kerja sama antara HSI Berbagi dengan Yayasan Edumadani Muslim Indonesia, telah berakhir. Proses seleksi yang panjang dan berliku, menetapkan dua pemohon sebagai penerima beasiswa I’dad Mu’allimat yang saat ini tengah menjalani proses pembelajaran sebagai calon pendidik di kampus Edumadani, Tangerang, Banten.
Sekretaris Program Beasiswa I’dad Mua’allimat, Tania Latinina menjelaskan, awalnya ada 22 calon pemohon yang mendaftar dalam program tersebut. Tiga di antaranya adalah pemohon akhwat dari Program I’dad Lughawi Riyadhussholihin, yang sebenarnya dikhususkan bagi kaum Adam.
Mereka kemudian ditawarkan untuk mengikuti program beasiswa I’dad Mu’allimat, dan alhamdulillah bersedia mengikuti proses seleksi.
“Dari 22 peserta, tiga orang bukan santri HSI AbdullahRoy terpaksa ditolak karena tidak memenuhi persyaratan,” ujar Tania kepada redaksi web HSI Berbagi di Tangerang Selatan, Banten, baru-baru ini.
Menurut Tania, salah satu persyaratan yang wajib dimiliki setiap peserta adalah memiliki hafalan Al-Qur’an minimal lima juz. Inilah yang menjadi pijakan dasar tim HSI Berbagi dalam menyeleksi para peserta. Setelah itu, ada wawancara secara online sekaligus menguji kemampuan setiap peserta dalam menghafal ayat-ayat Al-Qur’an.
“Wawancara ini dilakukan oleh tim HSI Berbagi, sedangkan tes hafalan diserahkan kepada guru dari HSI QITA. Dari proses seleksi tahap pertama ini, hanya empat orang yang lolos untuk selanjutnya diseleksi oleh pihak Edumadani,” tambah Tania.
Dalam proses seleksi, qadarullah satu dari empat orang yang lolos seleksi awal mengundurkan diri karena suatu alasan. Akhirnya, atas izin Allah Subhanahu wa Ta’ala, dua orang dinyatakan menjadi pemenang beasiswa I’dad Mu’allimat. Satu orang berasal dari Semarang, Jawa Tengah dan satu peserta lagi dari Cianjur, Jawa Barat.
“Meski demikian, kami tetap mengirimkan semua data pemohon ke pihak Edumadani untuk memberikan kesempatan. Mungkin saja Edumadani bisa memberikan beasiswa dari lembaga lain selain HSI Berbagi,” ucapnya.
Tania mengungkapkan, sebenarnya ada satu orang asal Kalimantan yang direkomendasikan mendapatkan beasiswa dari HSI Berbagi. Qadarullah, terpaksa batal karena peserta ini tidak memiliki biaya untuk berangkat ke Tangerang, Banten.
“Akhirnya hanya dua orang saja yang masuk Edumadani, padahal kuota yang tersedia untuk 10 orang,” tandas Tania.
Untuk diketahui, I’dad Mu’allimat adalah program belajar satu tahun yang diperuntukkan bagi calon pendidik/pendidik yang siap berkhidmah dan berkontribusi di lembaga pendidikan formal dan nonformal, guna mengemban tugas mulia menyiapkan generasi rabbani dan berakhlakul karimah.
Program kolaborasi antara HSI Berbagi dan Edumadani ini memberikan beasiswa penuh satu tahun belajar di Edumadani, biaya makan, serta biaya asrama bagi yang bertempat tinggal di luar Tangerang Selatan. Kuota awalnya untuk 10 orang mahasiswi yang lolos seleksi, qadarullah setelah menjalani seleksi hingga tahap akhir, hanya dua orang yang beruntung menjadi penerima beasiswa, biidznillah.
Setelah peserta menjalani masa belajar satu tahun, akan disusul ikatan dinas selama dua tahun dan mendapatkan sertifikat mengajar, maka program I’dad Mu’allimat dinyatakan selesai.(sbn)